Bank Indonesia (BI) terus menjalankan sosialisasi untuk mengimplementasikan transaksi nontunai di jalan tol mulai 31 Oktober 2017. Salah satu caranya adalah dengan menggandeng perusahaan digital Go-Jek untuk mendistribusikan 1,5 juta kartu uang elektronik.
“Go-Jek adalah salah satu perusahaan yang punya akses ke masyarakat dengan penetrasi efektif dan luas,” kata Kepala BI Perwakilan DKI Jakarta Doni Joewono kepada wartawan di Jakarta, Selasa (10/10).
Hingga 9 Oktober, transaksi elektronik di seluruh gerbang tol sudah mencapai 75%. Sedangkan pada 13 gerbang tol di Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi), pembayaran digital tidak kurang dari 82%.
Dengan perhitungan itu, Doni menyatakan, masyarakat masih butuh 1,5 juta kartu elektronik supaya mencapai 100% pembayaran tol nontunai. Kebutuhan di wilayah Jabodetabek sendiri, sambungnya, sekitar 900 ribu kartu.
Namun, dia mengaku Go-Jek hanya menjadi distributor kartu elektronik, belum melayani pengisian ulang. “Jika timbul pemikiran business to business ke depannya bakal lebih bagus,” tutur Doni.
(Baca: Praktisi Dunia Ramal Model Bisnis Serupa Gojek Makin Berkembang)
Sementara, Vice President Marketing Core Product Go-Jek Pingkan Irwin mengungkapkan, perusahaannya memiliki ratusan ribu mitra pengemudi. Hal ini dinilainya bakal memudahkan masyarakat karena pembelian bisa dilakukan lewat aplikasi Go-Jek dan akan diantar oleh sopir Go-Jek.
“Kami melakukan distribusi kartu elektronik lewat fitur Go-Mart, bisa dicek di aplikasi,” kata Pingkan.
Meski saat ini hanya pembelian kartu elektronik, Pingkan tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan kerja sama dalam bentuk isi ulang uang elektronik. Meski, menurutnya skema tersebut harus lebih dulu menunggu kajian perbankan.
Sebelumnya, CEO PT Go-Jek Indonesia Nadiem Makarim mengatakan dalam waktu dekat layanan pembayaran Go-Pay tak hanya untuk transaksi pembayaran Go-Jek. Go-Pay akan menjadi platform untuk pembayaran berbagai transaksi belanja e-commerce.