Menkominfo: Serangan WannaCry di Indonesia Tak Separah Inggris

ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Sejumlah pasien mengantre saat terjadi gangguan karena virus Ransomware WannaCrypt atau WannaCry di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta, Senin (15/5).
Penulis: Muhammad Firman
Editor: Pingit Aria
16/5/2017, 17.49 WIB

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengakui virus ransomware WannaCry telah menyerang beberapa instansi di luar Jawa. Namun, jumlahnya jauh di bawah Inggris yang mencapai 60 instansi.

Selain itu, rata-rata jumlah komputer yang terkena serangan hanya 8 sampai 10 unit per instansi. “Tidak banyak tempat-tempat besar yang terjangkit, misalnya perkebunan, manufaktur, Samsat, dan  bank daerah,” katanya di Jakarta, Selasa (16/5).

Rudiantara menyatakan, salah satu penyebab masuknya virus itu adalah karena ada instansi di daerah yang masih menggunakan sistem operasi bajakan. Sebelumnya, Rumah Sakit Dharmais dan Harapan Kita juga melaporkan terkena serangan siber yang telah menjangkiti 150 negara sejak Jumat pekan lalu.

Rudiantara mengatakan instansi yang terkena serangan umumnya menggunakan sistem operasi Windows yang belum terupdate. Sementara sistem operasi open source seperti linux dan mac terhindar dari virus ini.

(Baca juga: Microsoft Minta Pemerintah Waspadai Serangan Siber WannaCry)

Rudiantara mengatakan, pemerintah telah menyiarkan langkah-langkah antisipasi serangan ransomware WannaCry. Di antaranya dengan mengirim pesan singkat berisi peringatan ke pengguna komputer secara bertahap dari Sabtu (13/5) sampai Senin (15/5).

Ia mengakui memang hanya memprioritaskan SMS Blast di wilayah Jawa, utamanya Jakarta. “Karena popolasi pengguna PC kan di Jakarta,” katanya.

Halaman:
Reporter: Muhammad Firman