Gojek menggelar Festival Film dan Serial Online (FFSO) melalui platform video on demand (VoD) GoPlay, mulai kemarin (13/5) hingga akhir Juni. Decacorn Tanah Air ini berharap bisa menyumbang 20% pendapatan terhadap 50 asosiasi perfilman di bawah naungan Badan Perfilman Indonesia (BPI).
CEO GoPlay Edy Sulistyo mengatakan, industri film Indonesia tumbuh lebih dari 10% per tahun. Ia optimistis, industri ini bakal mencapai masa keemasan dan berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional.
Apalagi, mayoritas masyarakat Indonesia berdiam diri di rumah akibat pandemi corona. Momentum ini dapat menjadi waktu yang tepat untuk mendekatkan dan memperkenalkan konsumen dengan film nasional
"Banyak film-film nasional yang sudah mengharumkan nama Indonesia di dunia, sehingga kami ingin mendorong masyarakat untuk turut mendukung industri ini dengan menonton karya-karya itu," ujar Eko saat video conference, Rabu (13/5).
(Baca: Lawan IndoXXI hingga Lk21, Gojek Punya Tiga Strategi Lewat GoPlay)
Melalui Festival Film dan Serial Online, film-film dan serial lokal akan dikurasi untuk bisa tayang secara eksklusif di GoPlay setiap pekan. "Tiap minggu selama periode ini, akan hadir tema dan genre berbeda mulai dari drama, komedi romantis, horor, kisah keluarga hingga misteri," ujar dia.
Pelanggan bisa menonton film atau serial yang telah memenangkan penghargaan nasional maupun internasional seperti 27 Steps of May, juga Koki-koki Cilik. Ada pula 7/24, film drama keluarga yang diperankan Dian Sastrowardoyo dan Lukman Sardi.
Selama bulan pertama festival berjalan, pelanggan akan mendapatkan potongan harga 50% untuk mengakses GoPlay. Pengguna cukup membayar Rp 45.000 untuk akses selama sebulan dan Rp 29.000 untuk dua minggu.
(Baca: Gojek: Kunjungan ke Platform Streaming Film GoPlay Naik 10 Kali Lipat)
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan, pelaku usaha di industri film mulai dari bioskop hingga produksi terdampak pandemi virus corona. Oleh karena itu, kementerian sedang menyediakan berbagai protokol untuk menghadapi kondisi ‘new normal'.
Namun, Wishnutama menilai bahwa festival online berpotensi mendukung industri selama pandemi Covid-19. Apalagi, platform teknologi over the top (OTT) layanan streaming film asing maupun lokal gencar menggaet masyarakat.
"Yang terpenting yakni penonton dan perusahaan mau memahami apa yang mereka inginkan. Dengan kemampuan Artifical Inteligence dan big data, bisa memproduksi film yang tepat dan efisien untuk mendorong ekosistem industri perfilman," ujar Wishnutama.
(Baca: Trafik Situs Streaming Film Ilegal di Eropa & AS Melonjak Efek Corona)