Era Pandemi Covid-19, Kominfo Tetap Targetkan 3 Unicorn Baru di 2024

123RF.com/Dejan Bozic
Pandemi Covid-19 banyak memukul perusahaan startup dari kondisi yang baik di 2019 menjadi kondisi tidak baik di 2020.
Editor: Yuliawati
9/7/2020, 21.39 WIB

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengatakan beberapa startup terdampak pandemi Covid-19. Meski begitu, kementerian tetap menargetkan tiga startup dengan status unicorn atau yang memiliki nilai valuasi lebih dari 1 US$ miliar pada 2024.

Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, meskipun memberikan kesulitan, pandemi juga  membawa peluang baru berkembangnya sektor digital. "Target unicorn tumbuh di Indonesia masih tetap tiga," kata Samuel dalam acara Katadata Forum Virtual Series bertajuk Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Pelaku Ekonomi Digital pada Kamis (9/7).

Menurutnya, ada tiga sektor yang mempunyai peluang melahirkan unicorn baru. Pertama, sektor keuangan atau financial technology (fintech). Sebab, selama pandemi, baik fintech pembayaran baik fintech pinjaman banyak dibutuhkan masyarakat.

"Yang paling saya lihat itu ada beberapa pemain sektor keuangan. Apalagi dengan adanya penggabungan dua perusahaan (startup) keuangan, ini peluang jadi unicorn," ujarnya.

(Baca: Kominfo Sarankan Startup Pakai Strategi Pivot Saat Pandemi Corona)

Kedua, startup di sektor pertanian (agritech). Selama pandemi, startup agritech seperti TaniHub mengalami peningkatan transaksi, terutama untuk layanan Business to Consumer (B2C). Pasalnya, masyarakat banyak mencari bahan pokok dan kebutuhan sehari-hari melalui platform ini.

Bahkan, di masa pandemi, TaniHub mendapatkan pendanaan seri A US$ 17 Juta atau sekitar Rp 283 miliar dari investor yang dipimpin oleh Openspace Ventures dan Intudo Ventures.

Ketiga startup di sektor pendidikan (edutech) seperti Ruangguru. Sejak pandemi Covid-19 menyerang Indonesia pada Maret lalu, Ruangguru mencatatkan lonjakan pengguna. Pada pertengahan Maret, dalam sehari tercatat lebih dari 1 juta orang memanfaatkan layanan Ruangguru.

(Baca: Menteri Koperasi Minta UMKM Segera Bermigrasi ke Layanan Digital)

Kondisi Startup Hadapi Pandemi Corona

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Katadata Insight Center (KIC), pandemi Covid-19 banyak memukul perusahaan startup dari kondisi yang baik di 2019 menjadi kondisi tidak baik di 2020. "Ada migrasi dari titik hijau (baik) ke warna merah (tidak baik)," kata Direktur Riset KIC Mulya Amri.

Di akhir 2019 ada 74,8% startup yang mengatakan kondisinya baik, 21,6% biasa saja, sedangkan hanya 3,6% kondisinya tidak baik. Pada Mei 2020 kondisi berubah, startup yang kondisinya baik tinggal 33%, sedangkan yang biasa saja jadi 24,5%, dan yang tidak baik 42,5%.

Perubahan yang dirasakan startup di masa pandemi terjadi dalam beberapa bentuk, seperti jumlah pngunjung website atau pengunduh aplikasi yang menurun. Di akhir 2019, startup yang pengunjungnya kurang dari 1.000 hanya sekitar 30%, lalu di Mei 2020 naik menjadi sekitar 40%. Hal itu menunjukkan, semakin banyak startup yang jumlah pengunjungnya sedikit.

Jumlah transaksi pun berkurang. Startup yang per bulan jumlah transaksinya kurang dari 1.000 transaksi naik jadi 67% dari tahun lalu 56%. Semakin banyak juga startup yang mempunyai nilai transaksi kecil. Pada akhir tahun lalu, startup yang nilai transaksinya kurang dari 1 miliar per bulan ada 58,9%. Kemudian bertambah di Mei 2020 jadi 72%.

Dari segi jenis produk yang ditawarkan pun mengalami perubahan. "Semakin sedikit perusahaan yang menawarkan banyak produk. Dalam kondisi krisis kemampuan belanja berkurang, jadi startup menawarkan produk yang hanya dibutuhkan saja," katanya.

Hasil survei juga menunjukan bahwa hampir 50% startup bisa bertahan dalam jangka waktu sampai setahun. "Startup kondisinya cukup beragam, ada yang bisa 50% startup bertahan sampai setahun," ujarnya. Survei dilakukan pada 139 perusahaan startup dari awal Mei sampai Juni 2020.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan