Menristekdikti Sebut Jumlah Startup Indonesia Terbanyak di ASEAN

Olah foto digital dari 123rf
Penulis: Pingit Aria
11/4/2019, 19.42 WIB

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir, membuka Indonesia Startup Summit (ISS) 2019 di Jakarta International Expo. ISS 2019 dihadiri sekitar 5.000 peserta dan menampilkan enam puluh startup Indonesia.

Dalam sambutannya, Nasir menyampaikan bahwa startup di Indonesia tumbuh pesat dalam 4-5 tahun terakhir. Saat ini, jumlah startup di Indonesia adalah yang terbanyak di ASEAN.

“Indonesia menjadi nomor satu di Asia Tenggara di bidang startup. Sedangkan di dunia kita urutan ke lima,” ujarnya, Kamis (11/4).

Pada kesempatan itu, Nasir juga melakukan uji coba motor listrik Gesit, karya Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). Motor yang diproduksi PT Wijaya Manufakturing tersebut rencananya akan diluncurkan secara resmi pada bulan April ini.

(Baca juga: Grab Buka Pendanaan Tahap Kedua Bagi Startup Pertanian dan UMKM)

“Kita bisa menghasilkan motor listrik yang disebut Gesits. Ini adalah prinsipal pertama kali di Indonesia dalam sejarah,” ujarnya.

Masih di bidang transportasi, Nasir juga menyoroti kapal pelat datar yang dikembangkan oleh Teknik Perkapalan Universitas Indonesia (UI) bersama PT Juragan Kapal. Perusahaan ini sudah memiliki omzet Rp 6,5 miliar.

“Kapal tersebut baru kami luncurkan dari Jakarta menuju Bintuni, Papua. Bahkan memasuki laut yang gelombangnya sampai empat meter,” katanya di hadapan ratusan peserta.

Sementara di bidang pertanian, salah satu startup, yaitu PT Djava Sukses Abadi memiliki merek tempe Mangano yang sudah diekspor hingga ke Korea Selatan. Startup ini merupakan salah satu binaan Kemenristekdikti.

(Baca juga: Ketimbang Startup, Wirausaha dan PNS Lebih Diminati Generasi Muda)

Kemenristekdikti tidak hanya memberikan modal dan membimbing startup teknologi, namun juga mengupayakan insentif melalui pemotongan pajak (tax deduction). “Saya sedang mengajukan ke Bapak Presiden, melalui Menteri Perindustrian dan juga Menteri Keuangan, para startup ke depan itu harus mendapatkan fasilitas pajak.”