Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 02 Ma'ruf Amin menargetkan terciptanya 3.500 startup di Indonesia sampai 2024. Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Rudiantara mengatakan, target Ma’ruf Amin itu memungkinkan untuk tercapai.
Akan tetapi, menurutnya hal utama yang perlu diperhatikan adalah kualitas dari perusahaan rintisan itu sendiri. "Target itu sangat mungkin terjadi. Hanya, kami ingin startup lebih layak, yang sudah melewati proses inkubasi dan akselerasi,” katanya di Jakarta, Senin (18/3).
(Baca juga: Singgung Bisnis Digital, Ma'ruf Janji Ciptakan 3500 Startup pada 2024)
Program inkubasi dan akselerasi ini bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan startup di masa-masa awal. Perbedaan mendasar dari kedua program ini ada pada lamanya proses. Inkubasi biasanya memakan waktu sekitar enam bula atau lebih. Sedangkan akselerator biasanya berlangsung selama tiga bulan atau lebih.
Kedua program ini menurut Rudiantara penting, supaya startup bisa mengembangkan bisnis ke depan. “Supaya mereka siap untuk pendanaan series selanjutnya," kata dia. Sebab, para pemberi modal ingin startup yang mereka danai tumbuh berkelanjutan.
Tanpa kedua proses itu, menurutnya Indonesia pasti sudah memiliki ribuan startup. Sebab, siapa pun bisa dengan mudah membuat startup dewasa ini. Belum lagi, kementeriannya hanya mensyaratkan pendaftaran bagi startup yang menyediakan layanan lewat aplikasi. “Kalau bukan hanya berdasarkan seed capital (modal di tahap awal), jumlahnya sudah ribuan," ujarnya.
(Baca: AHY Minta Pemenang Pilpres 2019 Perbanyak Pusat Inkubasi Startup)
Pemerintah pun menargetkan terciptanya seribu startup hingga 2020. Sejauh ini, ia melihat upaya untuk mencapai target tersebut sudah sesuai rencana. Hingga Februari 2019, sudah ada 584 startup yang melewati fase inkubasi dan akselerasi yang diselenggarakan pemerintah.
Dengan begitu, perlu ada 416 startup lagi untuk mencapai target tersebut. "Masih ada waktu sekitar 23 bulan. Saya yakin mereka bisa masuk pendanaan seri A kalau ada investor," ujar Rudiantara.
Infrastruktur Langit
Pada kesempatan itu, Rudiantara menjelaskan perihal infrastruktur langit yang disebut oleh Ma’ruf Amin selama debat Cawapres, semalam (17/3). Infrastruktur langit adalah kombinasi antara palapa ring, jaringan operator, serta satelit multifungsi.
(Baca: Sri Mulyani Uji Coba Palapa Ring Tengah untuk Layanan Pajak)
Menurutnya wajar saja jika Ma’ruf Amin menggunakan istilah infrastruktur langit. Sebab, menurutnya istilah itu lebih mudah untuk dimengerti masyarakat. Langkah serupa pernah dilakukan Ma’ruf ketika menerbitkan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang tata cara penggunaan media sosial oleh umat Islam, yang disebutnya Muamalah Media Sosial.
Adapun Ma'ruf menyampaikan bahwa pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla mampu menciptakan seribu startup. Meskipun, saat ini target tersebut belum 100% tercapai. Sementara, Iran butuh waktu satu dekade untuk mengembangkan seribu startup.
Upaya pengembangan startup ini dikemukakan Ma’ruf karena dinilai bisa mengurangi pengangguran. "Sampai 2024, kami bisa menumbuhkan 3.500 startup untuk membuka lapangan pekerjaan," kata Ma'ruf dalam debat ketiga Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3) malam.
Sejalan dengan hal itu, Ma'ruf mendorong tenaga kerja Indonesia untuk menguasai teknologi digital guna menekan jumlah pengangguran.