Sebagian besar startup di Indonesia terpukul pandemi corona. Pendiri OK OCE Sandiaga Uno mengungkapkan delapan peluang baru yang muncul di tengah pagebluk, sehingga bisa dimanfaatkan oleh perusahaan rintisan untuk bertahan dan tumbuh.
Ia mencatat, bisnis di Tanah Air baik perusahaan besar maupun Usaha, Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) sangat terpukul pada fase pertama pandemi Covid-19 pertama kali muncul. Utamanya, ketika pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Kondisi itu membuat permintaan produk menurun. “Namun, kemudian bisnis beradaptasi dengan adanya kebiasaan baru (new normal),” kata Sandiaga Uno saat mengikuti acara bertajuk ‘Startup Merdeka di Era Pandemi’, Kamis (27/8).
Dari adaptasi itu, ia melihat peluang baru di delapan sektor yakni kesehatan, konferensi video virtual, kursus online, digitalisasi bisnis, kuliner, biotech, legal, dan energi terbarukan. Sektor-sektor ini diminati karena menyesuaikan kebutuhan konsumen di tengah pandemi virus corona.
Perusahaan rintisan bisa mengkaji kebutuhan-kebutuhan itu untuk menciptakan produk baru. “Kaji peluang itu dan eksekusi. Jangan terlalu lama menunggu,” kata Sandiaga.
Di satu sisi, ekosistem digital perlu dibangun agar ada lebih banyak startup yang bisa melalui masa krisis ini. “Banyak startup yang bangkit di fase keempat (pandemi). Mereka itu timbul dan cepat mengeksekusi. Tugas kita menginkubasi mereka untuk menciptakan solusi,” ujarnya.
Dengan berinovasi dan memperkuat ekosistem digital, Sandiaga Uno optimistis perusahaan rintisan bisa memciptakan lapangan kerja baru di masa pagebluk ini. Ia mencatat, 21 juta orang kehilangan pekerjaannya akibat pandemi.
Angka itu mengacu dari 47% UMKM yang terpaksa tutup akibat pandemi corona. “Pekerjaan yang hilang itu bisa digantikan dengan 23 juta hingga 46 juta lapangan kerja baru dan berkualitas di berbagai sektor,” ujar dia.
Oleh karena itu, penguatan startup perlu dilakukan agar bisa menciptakan lapangan kerja baru. Pada akhirnya hal ini akan berdampak positif terhadap perekonomian nasional.