Indonesia di Ambang Resesi, Investor Minta Startup Lebih Waspada

Cindy Mutia Annur
7 Agustus 2020, 11:30
Indonesia Diambang Resesi, Investor Minta Startup Lebih Waspada
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nz
Ilustrasi, sejumlah pengendara melintas di kawasan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (7/5/2020).

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi 5,32% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal II. Meski belum masuk jurang resesi, investor menilai startup perlu waspada dan mengurangi biaya untuk promosi atau ‘bakar uang’.

CEO BRI Ventures Nicko Widjaja mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang minus bisa berdampak terhadap perkembangan bisnis. Sebab, ketidakpastian makro ekonomi meningkat di tengah krisis akibat pandemi corona.

Advertisement

Oleh karena itu, investor akan lebih aktif berkomunikasi dengan para pendiri perusahaan rintisan. "Namun, yang pasti, investor akan sangat berhati-hati dalam mengevaluasi (bisnis) startup," ujar Nicko kepada Katadata.co.id, Kamis (6/8).

Ia mengatakan, investor bakal semakin teliti dalam menilai kesehatan keuangan bisnis startup. Hal-hal yang dikaji mulai dari kelancaran pendapatan, efektivitas pemanfaatan biaya, dan segala turunannya.

Oleh karena itu, ia mengimbau para pelaku startup untuk bertahan. Caranya, dengan merestrukturisasi anggaran dan diversifikasi sumber pendapatan.

Kendati begitu, strategi perusahaan rintisan menyesuaikan dengan bidangnya. “Seberapa terpengaruhnya supply dan demand perusahaan sebagai akibat dari pandemi Covid-19," ujar Nicko.

Sedangkan Co-Founder sekaligus Managing Partner East Ventures Willson Cuaca menilai, data pendanaan terhadap startup pada kuartal III dan IV akan lebih menggambarkan dampak dari pandemi virus corona. “Ini berbeda dengan krisis 1998 atau 2008. Bukan hanya krisis ekonomi, melainkan krisis kemanusiaan,” katanya.

Willson menilai, perusahan harus memperhitungkan ‘landasan pacu’ bisnisnya. Selain itu, mengkaji jumlah dana yang dimiliki di bank dibagi dengan pengeluaran bulanan. Lalu, meninjau kembali struktur biaya perusahaan.

Ia mengimbau para startup untuk memproyeksikan semua skenario dengan memperhitungkan dampak dari pendapatan yang turun 25%, 50%, bahkan 100%. "Perkiraan kami, krisis akan berlangsung lama. Perusahaan harus memiliki runway minimal 18 bulan," ujar dia.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan, Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement