Strategi Anyar Ruangguru hingga Zenius Gaet Pengguna saat Pandemi

ANTARA FOTO/Rony Muharrman/nz
Ilustrasi, siswa mengerjakan tugas sekolah di rumahnya di Pekanbaru, Riau, Kamis (16/4/2020).
25/9/2020, 19.32 WIB

Pengguna platform pendidikan digital melonjak saat pandemi corona. Startup seperti Ruangguru, Zenius, Quipper dan AyoBlajar pun menyiapkan strategi baru untuk menggaet lebih banyak konsumen.

Zenius memiliki 15,7 juta lebih pengguna di 300 kota dan kabupaten. CEO Zenius Rohan Monga mengatakan, jumlahnya melonjak 12 kali lipat secara tahunan (year on year/yoy) per kuartal II.

Perusahaan menargetkan bisa menggaet 30 juta pelajar di Indonesia yang sudah terakses internet. Zenius pun menerapkan beberapa strategi, salah satunya dengan meluncurkan produk baru.

Layanan anyar yang dimaksud yakni pembelajaran secara langsung atau live teaching. “Kami meluncurkan produk baru yang benar-benar dibutuhkan pengguna," kata Rohan kepada Katadata.co.id, Jumat (25/9).

Selain itu, merilis produk ultima dan optima yang menghadirkan konsep belajar secara langsung dan interaktif. Pengguna dapat memberikan pertanyaan langsung kepada tutor dan akan dibahas dalam sesi yang sama.

Startup pendidikan itu juga menggaet Gojek pada April lalu. Melalui kemitraan ini, layanan Zenius dapat diakses melalui aplikasi Gojek.

Rohan tidak memerinci kontribusi decacorn Tanah Air itu dalam menggaet pengguna baru. Namun ia mengatakan bahwa kerja sama itu efektif untuk menjangkau lebih banyak pengguna.

Ke depan, Zenius berencana meluncurkan lebih banyak fitur pendukung belajar mengajar. Salah satunya, fitur otomasi pembahasan soal (automated doubt solving experience) yang mengandalkan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). 

Startup sejenis lainnya, Ruangguru memiliki lebih dari 17 juta pengguna terdaftar. Jumlahnya melonjak dua juta lebih sejak awal tahun.

Perusahaan juga menggaet 300 ribu lebih guru privat.

Ruangguru gencar berkolaborasi untuk meningkatkan transaksi, salah satunya menggaet Telkomsel. Melalui kerja sama ini, perusahaan menyediakan paket langganan bulanan dan berfokus menyasar segmen generasi muda.

Selain itu, menggandeng Persada Capital Investama dan Adaro Foundation untuk memberikan beasiswa kepada 1.200 pelajar kelas 12 SMA. Perusahaan mencatat, 80% di antaranya masuk perguruan tinggi negeri (PTN) pilihan.

"Terlepas dari tingginya persaingan untuk masuk PTN, tetapi siswa ini membuktikan bahwa kerja keras dan ketekunan membawa hasil," kata Pendiri dan Direktur Utama Ruangguru Belva Devara dikutip dari siaran pers, kemarin (24/9).

Selain Zenius dan Ruangguru, jumlah pengguna Quipper meningkat saat pandemi virus corona. Setidaknya 20 ribu kelas online digelar di platform dalam sepekan sejak aktivitas di sekolah dihentikan.

Business Development Manager Quipper Indonesia Ruth Ayu Hapsari mengatakan, perusahaan berfokus menyediakan produk dan layanan pendukung belajar online. Salah satunya, school premium untuk mendukung kegiatan belajar mengajar, penilaian, serta pengembangan siswa dan guru. 

"Itu dapat digunakan untuk sekolah yang masih menjalankan kegiatan belajar mengajar secara online maupun tatap muka," kata Ayu, pada Agustus lalu.

Startup sejenis lainnya, AyoBlajar berfokus mengembangkan sistem manajemen pendidikan dan langsung membidik siswa. Salah satu caranya, dengan menawarkan empat fitur utama yakni learning management system, live classes online, one on one mentoring dan video pembelajaran.

Saat ini, AyoBlajar menjangkau 13 ribu pelajar dan 23 sekolah. Perusahaan menargetkan dapat menggaet 100 ribu pengguna tahun ini.

Berdasarkan data Kemendikbdud per 13 April, ada 68,73 juta siswa yang belajar dari rumah. Sebanyak 41,6% di antaranya merupakan pelajar tingkat SD/Madrasah Ibtidaiyah/sederajat.

Lalu 19% siswa tingkat SMP/MTs/sederaja. Sekitar 6% lainnya yakni pengajar. Rinciannya dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:

 

CEO BRI Ventures Nicko Widjaja mengatakan, startup pendidikan dibutuhkan saat pandemi. Begitu juga teknologi finansial (fintech) dan e-commerce.

“Perusahaan yang akan bertahan dan bertumbuh pesat yakni mereka," kata Nicko kepada Katadata.co.id, Juli lalu (15/7).

Startup di sektor itu dinilai dapat menyesuaikan arah pengembangan model bisnisnya dengan kompleksitas permintaan pasar saat ini.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan