Ruangguru masuk dalam daftar 50 perusahaan pendidikan paling transformatif di dunia, menurut Global Silicon Valley (GSV). Startup edutech ini menjadi satu-satunya perwakilan dari Asia Tenggara.
GSV berfokus pada inovasi di bidang pendidikan dan pekerjaan. Perusahaan global ini memperkirakan, potensi pasar sektor pendidikan US$ 7 triliun per September. Khusus untuk metode belajar online, nilainya diprediksi US$ 160 miliar.
Mereka pun mengkaji 50 perusahaan pendidikan yang dinilai paling transformatif berdasarkan empat faktor inti, yakni dampak, basis peserta, skala bisnis, dan jangkauannya.
Berdasarkan penilaian tersebut, Ruangguru masuk dalam daftar. Selain itu, ada 17 perusahaan asal Amerika Serikat (AS), 16 Tiongkok, dan enam India.
Secara agregat, 50 perusahaan yang masuk dalam daftar itu menggaet 2,7 miliar pelajar di dunia. Sedangkan Ruangguru memiliki 20 juta pengguna saat ini.
“Prestasi ini hanya dapat dicapai berkat kerja keras tim dalam melayani 20 juta pengguna, baik pelajar sekolah maupun dewasa,” ujar pendiri sekaligus Direktur Utama Ruangguru Belva Devara dikutip dari siaran pers, Senin (19/10).
Sejak awal tahun, perusahaan menggaet lima juta konsumen baru. Layanan Sekolah Online Ruangguru Gratis juga telah digunakan oleh 10 juta pelajar.
Peningkatan penggunaan tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mengimbau guru dan pelajar menggelar proses belajar mengajar dari rumah. Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan per 13 April menunjukkan, ada 68,73 juta siswa yang harus belajar dari rumah.
Sebanyak 41,6% di antaranya merupakan pelajar tingkat sekolah dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah/sederajat. Lalu 19% merupakan siswa tingkat sekolah menengah pertama (SMP)/MTs/sederajat. Sekitar 6% lainnya yakni pengajar.
Pada awal adanya Covid-19 di Indonesia, Ruangguru bahkan menggaet 1 juta pengguna dalam sehari. Unduhan aplikasinya menempati peringkat pertama di Google Play Store Indonesia, Maret lalu (17/3).
Memahami hal itu, Ruangguru gencar berkolaborasi, salah satunya dengan Telkomsel. Melalui kerja sama ini, perusahaan menyediakan paket langganan bulanan dan berfokus menyasar segmen generasi muda.
Selain itu, menggandeng Persada Capital Investama dan Adaro Foundation untuk memberikan beasiswa kepada 1.200 pelajar kelas 12 SMA. Perusahaan mencatat, 80% di antaranya masuk perguruan tinggi negeri (PTN) pilihan.
Ruangguru juga hadir di Vietnam, dengan nama Kienguru. Pendiri sekaligus Direktur Produk dan Kemitraan Ruangguru Iman Usman mengatakan, perusahaannya mengandalkan 200 orang untuk mengelola Kienguru di Hanoi, Vietnam.
Ia mengklaim, Ruangguru dianggap sebagai teknologi pendidikan yang inovatif di Vietnam. Di negara tersebut, pesaing Ruangguru juga belum banyak.
Startup di sektor pendidikan pun menjadi incaran investor selama pandemi corona. CEO BRI Ventures Nicko Widjaja mengatakan, layanannya dibutuhkan untuk mendukung proses belajar mengajar jarak jauh.
Perusahaan-perusahaan di sektor itu membantu masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan selama pandemi virus corona. “Maka, kedepannya perusahaan yang akan bertahan dan bertumbuh pesat yakni mereka,” kata Nicko kepada Katadata.co.id, Juli (15/7) lalu.
Ruangguru berhasil mendapat pendanaan seri C US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun pada tahun lalu. Investasi ini dipimpin oleh modal ventura asal AS, General Atlantic dan GGV Capital. Investasi tersebut juga diikuti oleh EV Growth, UOB Venture Management, dan beberapa investor lainnya.