Yayasan Gojek Salurkan Bantuan Total Rp 116 Miliar Selama Pandemi

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
IlustrasI Gojek
22/12/2020, 13.51 WIB

Yayasan milik decacorn Indonesia itu berencana membuat program yang menyasar pengembangan talenta (talent incubator) dan penciptaan solusi sesuai kebutuhan (solution incubator) pada tahun depan. “YABB akan memanfaatkan teknologi dan inovasi untuk membekali sumber daya manusia dengan keterampilan dan keahlian yang relevan," kata Monica.

Sebelumnya, Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) memperkirakan, order layanan ojek online di DKI Jakarta rerata turun 50-80% pada awal pandemi atau Maret 2020. "Sedangkan pendapatan mitra pengemudi rata-rata turun 60% sampai 80%," ujar Ketua Presidium Garda Igun Wicaksono kepada Katadata.co.id, pada Maret lalu (30/3).

Meski begitu, layanan pesan-antar makanan seperti GoFood dan GrabFood naik 10-20% pada periode yang sama. Namun, peningkatan ini terbatas karena banyak pusat perbelanjaan ataupun mitra penjual (merchant) yang tutup.

Penurunan pendapatan terjadi karena pengemudi tidak diperbolehkan mengangkut penumpang di wilayah yang menerapkan PSBB. Igun mengatakan, bantuan dari Gojek cukup meringankan beban pengemudi ojek online. “Namun, belum bisa menutupi penghasilan yang hilang,” kata dia kepada Katadata.co.id, pada April lalu (20/4).

Berkurangnya penghasilan juga dialami oleh para pengemudi taksi online. Sekretaris Dewan Asosiasi Driver Online (ADO) Taha Syafariel Baraqbah menyebutkan, order dan pendapatan pengemudi anjlok hingga 80% di awal pandemi.

"Bahkan ada yang sehari hanya menerima satu sampai dua order,” kata Ariel. Alhasil, hanya sekitar 10% dari pengemudi taksi online yang masih beroperasi karena mencicil kendaraan.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan