Pengguna Bertambah 50% pada 2020, Ruangguru Sasar Daerah Terpencil

Desy Setyowati|KATADATA
Pendiri sekaligus Chief of Product and Partnership Ruangguru Iman Usman (paling kiri) dan CEO sekaligus pendiri Ruangguru Adamas Belva Syah Devara (paling kanan) saat konferensi pers terkait lima tahun Ruangguru.
3/2/2021, 17.09 WIB

Startup pendidikan (edtech) Ruangguru mencatatkan peningkatan jumlah pengguna 50% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 22 juta lebih pada tahun lalu. Pada 2021, perusahaan rintisan ini menyasar daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T).

Pendiri sekaligus Direktur Utama Ruangguru Belva Devara mengatakan, jumlah pengguna melonjak karena banyak siswa dan guru yang bergantung pada layanan belajar online saat pandemi corona. "Lebih dari 22 juta pelajar dan guru merasakan dampak positif Ruangguru," kata dia saat konferensi pers virtual ‘Laporan Dampak Ruangguru pada 2020’, Rabu (3/2).

Tahun lalu, Ruangguru menjalankan berbagai strategi untuk menggaet pengguna. Salah satunya, meluncurkan fitur Sekolah Online Ruangguru Gratis yang dimanfaatkan oleh lebih dari 10 juta siswa.

Ruangguru mencatat, sembilan dari 10 siswa yang menggunakan layanan itu mengaku bisa lebih memahami materi.

Startup itu juga memberikan kuota internet gratis untuk mengakses aplikasi. Ruangguru bekerja sama dengan berbagai penyedia layanan telekomunikasi untuk menyediakan fasilitas ini.

Pada 2020, perusahaan juga membuka 250 modul pelatihan guru yang diakses lebih dari 200 ribu tenaga pengajar. Lalu, menyediakan bank soal gratis yang terdiri dari 60 modul, serta ribuan soal dan pembahasan.

Selain itu, Ruangguru meluncurkan Skill Academy untuk menyasar mahasiswa hingga profesional. Platform ini diakses oleh 300 ribu peserta pada tahun lalu.

Kini, startup tersebut berencana menyasar pengguna di daerah 3T. "Pelajar dan guru di wilayah 3T kesulitan mengakses layanan pembelajaran online. Ini karena tidak ada sinyal," ujar Belva.

Tahun lalu, perusahaan memasukkan seluruh materi pembelajaran ke dalam USB untuk menyasar pengguna di daerah 3T. Alat itu kemudian disambungkan ke perangkat siswa. 

"Kontennya akan terhubung meski tidak pakai internet. Materi tetap bisa diakses," ujarnya.

Ruangguru juga mengoptimalkan kapasitas bandwidth agar bisa diakses meski sinyal internet lemah. "Pengguna di wilayah 3T bisa unduh terlebih dahulu video dengan kapasitas yang ringan. Kemudian video dapat disaksikan secara ofline," ujar Belva.

Perusahaan berencana menggandeng lebih banyak pemerintah daerah (pemda) di daerah 3T. “Banyak yang sudah kami pelajari. Pelatihan guru harus lebih efektif, beasiswa diperbanyak, dan lainnya," kata dia.

Selain menyasar daerah terpencil, Ruangguru berencana meluncurkan sejumlah fitur baru tahun ini. Namun, Belva tidak memerinci ‘tools’ apa saja yang akan diluncurkan.

Pendiri sekaligus Direktur Produk dan Kerja Sama Ruangguru Iman Usman menambahkan, perusahaan melihat teknologi mulai menjadi tren di Tanah Air pada tahun ini, salah satunya kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI). "Penggunaan AI akan menjadi topik penting dalam dunia pendidikan," ujarnya.

Ia mencontohkan, penggunaan AI untukmembuat rekomendasi jawaban dari soal. Pengguna cukup mengunggah foto soal, maka akan muncul pembahasan konsep di platform.

Konten yang muncul juga disesuaikan dengan kebiasaan pengguna. "Ada sistem seperti robo-guru. Ini membantu anak menyelesaikan persoalan sulit," ujarnya.

Iman juga menilai, platform pendidikan semakin dibutuhkan oleh kalangan profesional. Oleh karena itu, “kami akan gencar bekerja sama dengan universitas dan penyedia bimbingan karier agar layanan Skill Academy maksimal," ujarnya.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan