Decacorn Tanah Air, Gojek berinvestasi di perusahaan teknologi financial (fintech) pembayaran LinkAja. Pada November tahun lalu, Grab juga menyuntik modal fintech milik negara ini.
Melalui investasi tersebut, Gojek menjadi bagian dari pemilik saham preferen seri B LinkAja. Total komitmen dari pendanaan tersebut lebih dari US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun.
“Sebagai dua perusahaan nasional terdepan, kolaborasi ini memberi kesempatan untuk menggabungkan kekuatan teknologi dan jangkauan luas dari masing-masing perusahaan,” ujar Co-CEO Gojek Andre Soelistyo dalam siaran pers, Selasa (9/3).
Andre mengatakan, investasi ini menambah opsi pembayaran di platform, selain GoPay. Selama ini, GoPay melayani kebutuhan sektor ritel dan bisnis di Indonesia khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Berdasarkan data yang dirilis oleh Gojek pada November 2020, transaksi GoPay pun tercatat meningkat 2,7 kali lipat dibandingkan 2019. Selama pandemi Covid-19, transaksi donasi mencapai Rp 102 miliar.
GoPay juga mencatatkan peningkatan tansaksi pada fitur PayLater 2,7 kali lipat. Sedangkan fitur donasi meningkat dua kali lipat.
Lalu, layanan transfer lewat GoPay meningkat 3,2 kali lipat pada 2020. Sedangkan fitur pemberian tip bagi mitra pengemudi Gojek mencapai Rp 308 miliar.
Namun, Gojek juga ingin memperluas jangkauan pengguna melalui platform LinkAja. Apalagi, fintech berpelat merah ini berfokus pada pembayaran layanan publik, ritel, dan kebutuhan sehari-hari. Selain itu, 80% pengguna berasal dari kota-kota tingkat (tier) dua dan tiga.
“Dengan LinkAja sebagai mitra strategis, kami berharap dapat menjangkau lebih banyak konsumen dan pelaku usaha dengan berbagai skala bisnis, serta memberi mereka tambahan kemudahan dan kenyamanan dalam bertransaksi,” ujar dia.
CEO LinkAja Haryati Lawidjaja mengatakan, investasi tersebut merupakan validasi lebih lanjut atas pertumbuhan perusahaan. “Melalui kemitraan strategis ini, kami berharap dapat memberikan dampak yang lebih besar dan luas bagi perekonomian Indonesia,” ujar dia.
Layanan LinkAja sebenarnya sudah tersedia di aplikasi Gojek sejak 2019. LinkAja mencatatkan pertumbuhan transaksi lebih dari empat kali lipat pada tahun lalu.
Jumlah pengguna pun tumbuh 65% menjadi 61 juta lebih. "Bisnis yang dijalankan oleh LinkAja dapat bertahan, bahkan mengalami peningkatan di berbagai lini," kata Direktur Utama LinkAja Haryati Lawidjaja dikutip dari siaran pers, Januari lalu (13/1).
LinkAja juga mencatatkan pertumbuhan jumlah mitra penjual lima kali lipat pada tahun lalu. Hingga saat ini, perusahaan telah menggaet lebih dari 900 ribu merchant lokal.
Pada November tahun lalu, Grab juga berinvestasi di LinkAja. Decacorn asal Singapura ini memimpin pendanaan seri B LinkAja dengan total komitmen isekitar US$ 100 juta (Rp 1,4 triliun).