Startup asuransi (insurtech) Qoala mengakuisisi perusahaan sejenis di Thailand, FairDee. Insurtech lain yang berencana ekspansi yakni PasarPolis, yang didukung oleh Gojek.
Qoala Group menyediakan layanan di Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Vietnam. Kini, perusahaan masuk pasar Thailand lewat FairDee.
Pendiri sekaligus CEO Qoala Harshet Lunani mengatakan, perusahaan mengambil langkah besar lewat akuisisi tersebut. Ini merupakan bagian dari ambisi untuk menjadi perusahaan asuransi nomor satu di Asia Tenggara.
“Mengingat visi dan keahlian bersama yang dapat dikembangkan oleh tim FairDee sejak awal, kami yakin untuk terus melayani jutaan orang yang kurang mendapatkan layanan asuransi,” kata Harshet dalam siaran pers, Rabu (24/3).
Sepanjang tahun lalu, bisnis Qoala tumbuh enam kali lipat di Indonesia, Malaysia, dan Vietnam. Harshet mengatakan, kolaborasi itu bertujuan mempercepat skalabilitas dan inovasi teknologi di semua bisnis Qoala.
Pembelajaran dari operasional di Indonesia dan Thailand dinilai akan memperkuat kompetensi inti dan penawaran digital di semua pasar. Dengan strategi ini, Qoala memperluas pasar omnichannel asuransi di Asia Tenggara.
Apalagi penetrasi asuransi di Asia Tenggara hanya 3,77% atau separuh dari tingkat skala global. Sedangkan angka pendapatan layanan keuangan digital di regional dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:
Untuk bisa menguasai pasar regional, Qoala didukung oleh pendanaan dari investor internasional seperti Sequoia Capital, Centauri Fund oleh Kookmin Bank dan MDI Ventures, Flourish Ventures, Mirae Asset Management, Central Capital Ventura, MassMutual Ventures, dan SeedPlus.
Qoala juga berfokus pada kemitraan business to business (B2B), pasar, dan model perantara. Startup ini pun menggaet perusahaan asuransi seperti Allianz, Zurich, Chubb, Great Eastern, dan Tokio Marine. Selain itu, platform digital OYO, GrabKios, Traveloka, OVO, DANA, dan Momo.
Sedangkan FairDee menyediakan layanan yang memungkinkan pialang meningkatkan produktivitas dan mengakses lebih banyak produk asuransi bagi konsumen akhir. Dalam 18 bulan terakhir, FairDee meningkatkan remi tertulis bruto tahunan hingga tujuh kali lipat, meski ada pandemi corona.
“Dengan memanfaatkan keahlian dan dukungan Qoala di regional, kami berkomitmen meningkatkan kualitas layanan di Thailand,” kata pendiri FairDee Yujun Chean.
Startup insurtech Indonesia lainnya, yakni PasarPolis juga berencana ekspansi ke Thailand dan Vietnam. Pendiri sekaligus CEO PasarPolis Cleosent Randing mengatakan, ekspansi menjadi salah satu prioritas perusahaan pada tahun ini.
Alasannya, potensi pasar di kedua negara itu dinilai besar. Dari sisi industri, Vietnam dan Indonesia memiliki kriteria pasar asuransi yang serupa.
“Meskipun kesadaran akan asuransi di Vietnam relatif rendah daripada Indonesia. Lalu, Thailand merupakan pasar asuransi yang cukup matang, dengan tingkat penetrasi lebih tinggi," ujar Cleosent saat konferensi pers virtual, Februari lalu (4/2).
Rencana ekspansi itu diungkapkan setelah PasarPolis meraih pendanaan US$ 5 juta atau sekitar Rp 70,2 miliar dari institusi keuangan global anggota Bank Dunia, International Finance Corporation (IFC). Dana segar ini akan digunakan untuk memperluas layanan kepada kelompok usaha mikro dan paling rentan di Indonesia.
Selain IFC, PasarPolis sebelumnya mendapatkan pendanaan seri B dari LeapFrog Investments, SBI Investment, Alpha JWC Ventures, Intudo Ventures, dan Xiaomi. Nilai investasinya mencapai US$ 54 juta atau sekitar Rp 796,5 miliar.
Pada 2018, PasarPolis juga memperoleh pendanaan seri A dari Gojek, Tokopedia, dan Traveloka. Hanya, nilainya tidak diungkapkan.