Grab Perbarui Enam Layanan untuk Sasar Pengguna Korporasi

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Grab Bike Station di Plaza Semanggi, Jakarta Pusat.
25/3/2021, 17.15 WIB

Decacorn Grab memperbarui enam layanan Grab for Business, yang menyasar pengguna korporasi. Perusahaan penyedia layanan on-demand ini pun telah menggaet 7.000 pelaku usaha.

Grab for Business merupakan serangkaian solusi digital untuk pengelolaan pengeluaran transportasi hingga penyediaan makanan. Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mengklaim, layanan ini mendukung operasional perusahaan.

“Ini mendukung operasional korporasi untuk mendapatkan akses ke kebutuhan, meski ada tantangan pandemi corona,” kata Neneng dalam acara Grab Business Forum 2021, Kamis (25/3).

Grab mencatat, ada banyak korporasi yang mengalami kesulitan operasional dan menjalankan sistem bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Korporasi besar dan kecil yang menggunakan Grab for Business pun meningkat dari 5.000 pada 2019 menjadi 7.000 saat ini.

Neneng berharap Grab for Business meningkatkan pendapatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang masuk ekosistem Grab. "Kami membberikan peluang penghasilan mitra pengemudi, penjual (merchant), dan agen," ujarnya.

Memahami banyaknya perusahaan yang beralih ke digital, Grab pun memperbarui enam layanan terkait Grab for Business tahun ini. Pertama, transportasi terintegrasi.

Itu bertujuan memfasilitasi perjalanan bisnis karyawan. Korporasi bisa memakai layanan Grab mulai dari GrabCar, GrabBike, GrabProtect, hingga GrabCar Elektrik.

Kedua, pesan-antar makanan. Korporasi dapat menggunakan layanan ini untuk pertemuan, pelatihan hingga workshop. "Bisa di kantor atau rumah. Pesanan besar paralel atau terjadwal sebelumnya," kata Director Grab for Business Indonesia Roy Nugroho.

Ketiga, layanan pengiriman bisnis. Pengguna korporasi bisa menggunakannya untuk pengiriman dokumen ke klien atau partner. Layanan itu dilengkapi dengan fasilitas Grab Express same-day dan instant.

Keempat, hadiah dan apresiasi melalui GrabGifts. "Ini untuk meningkatkan employee engagement," kata Roy.

Kelima, akses terhadap produk digital seperti pulsa, pembayaran tagihan, token listrik, hingga voucer. Terakhir, terhubung dengan portal partner seperti pengadaan di Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

Roy mengatakan, Grab for Business yang dibuat sejak 2016. Awalnya, bernama Grab for Work.

Ia mencatat, ada perubahan pola permintaan layanan Grab for Business selama pandemi corona. Yang menurun misalnya, layanan transportasi.

Sedangkan yang meningkat yaitu pesan-antar makanan. “Ini karena mobilitas bisnis terbatas saat pandemi Covid-19,” kata dia.

Roy menyatakan, perusahaan menargetkan lebih banyak korporasi yang menggunakan Grab for Business. Namun, ia tidak memerinci jumlahnya. "Fokus kami memberikan solusi untuk meningkatkan efisiensi produktivitas," ujarnya.

Selain untuk korporasi, Grab membuat layanan yang menyasar pasar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui Grab Merchant. Layanan business to business (B2B) ini diluncurkan pada tahun lalu.

Para merchant makanan dan minuman yang sebelumnya menggunakan aplikasi GrabFood dialihkan ke Grab Merchant. Ini untuk mengonsolidasikan bisnis makanan dan minuman yang ada di GrabFood, bahan makanan di GrabMart, dan pembayaran non-tunai. 

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan