GrabAcademy Diklaim Dongkrak Pendapatan, Grab Sasar UMKM pada 2021
Perusahaan layanan on-demand, Grab mengklaim GrabAcademy bisa meningkatkan pendapatan mitra pengemudi yang terkenda dampak pandemi corona. Pesaing Gojek ini berencana memperluas program pelatihan ke Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
"Kami ingin tidak terbatas hanya pada mitra pengemudi, merchant GrabFood atau agen GrabKios tidak menutup kemungkinan akan diberikan edukasi dan pelatihan," kata Deputy Director Of Operations Grab Indonesia Nocky Yudoprayitno dalam diskusi virtual, Selasa (22/12).
Perusahaan juga berencana untuk berkolaborasi dengan pemerintah dalam menyediakan layanan pelatihan. "Kami juga berupaya meningkatkan kualitas pelayanan agar setelah pandemi virus corona, ada lebih banyak interaksi di platform," ujar Nocki.
GrabAcademy merupakan program edukasi dan pelatihan yang diluncurkan sejak 2018. Program ini sudah diakses oleh 500 ribu mitra dengan lebih dari 400 tayangan materi.
Materi yang diberikan terkait otomotif, operasional layanan, peningkatan kualitas layanan, menghindari kesalahpahaman dengan pelanggan hingga berkendara aman. Selain itu, terkait literasi keuangan
Grab juga menggaet Microsoft untuk menggelar pelatihan literasi digital bagi mitra. Lalu menggandeng startup kesehatan, Good Doctor terkait protokol kesehatan.
Nocki mengklaim, materi yang diberikan selama pandemi Covid-19bisa membantu mitra pengemudi meningkatkan pendapatan. Ia tidak memerinci peningkatannya. Namun, banyak driver yang membuat warung atau menjual pulsa dengan menjadi agen GrabKios untuk menambah penghasilan.
Di satu sisi, decacorn asal Singapura itu mulai berfokus kepada UMKM selama pandemi Covid-19. Grab mengalihkan mitra UMKM di GrabFood, GrabMart, logistik dan GrabKios ke GrabMerchant, sehingga menjadi terintegrasi.
Kemudian meluncurkan program #TerusUsaha. Grab menyediakan iklan gratis bagi UMKM pada laman utama aplikasi, media sosial dan saluran digital, serta influencer. Perusahaan juga menanggung biaya dan sumber daya untuk membuat materi pemasaran.
Startup jumbo itu juga memiliki GrabKios yang menyediakan tiga inti layanan yakni produk digital, akses ke pemasok, dan layanan keuangan.
Pada November lalu, Grab juga meluncurkan pusat inovasi (tech center) di Jakarta untuk menggaet 11 juta UMKM hingga 2025. Fasilitas ini juga bertujuan mencetak lebih banyak talenta digital lokal.
President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan, pusat inovasi itu berfokus pada riset, rancangan, dan uji coba berbagai perangkat dan teknologi untuk menggaet lebih banyak UMKM. "Ini akan menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia dan Asia Tenggara," katanya saat konferensi pers virtual Peluncuran Tech Center Grab, November lalu (10/11).
Pusat inovasi itu dibuat di Indonesia, karena banyaknya UMKM. Di satu sisi, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat, 2,7 juta UMKM mendigitalkan bisnisnya selama 14 Mei hingga 15 Oktober atau melampaui target.
Secara total, hampir 11 juta UMKM di Nusantara sudah merambah digital. Jumlahnya masih kecil dari total 64 juta lebih UMKM di Indonesia.