Decacorn dan Unicorn Indonesia Dominasi Investasi Sepanjang 2020

Adi Maulana Ibrahim |Katadata
Ilustrasi
Penulis: Desy Setyowati
30/3/2021, 14.23 WIB

Laporan Cento Ventures menunjukkan, pendanaan ke startup Asia Tenggara turun 3,5% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$ 8,2 miliar tahun lalu. Investasi ke perusahaan rintisan Indonesia merupakan yang terbesar, yakni 70%.

“Penurunan pendanaan 3,5% yoy lebih kecil dibandingkan India yang mencapai 31% dan Afrika 38%,” demikian dikutip dari laporan Cento Ventures bertajuk ‘SE Asia Tech Investment FY 2020’, akhir pekan lalu (26/3).

Pada semester I, pendanaan ke startup Asia Tenggara US$ 5,9 miliar. Sedangkan di semester II US$ 2,3 miliar.

Jumlah kesepakatan investasi sepanjang tahun lalu 645, turun dibandingkan 2019 yang mencapai 704. Angkanya sebagai berikut:

Pendanaan ke startup di Asia Tenggara (Cento Ventures)

Berdasarkan nilainya, Indonesia berkontribusi 70% terhadap total pendanaan. Lalu Singapura (14%), Malaysia (5%), Thailand (5%), Vietnam (4%), dan Filipina (2%).

Sedangkan dari sisi jumlah kesepakatan investasi, Singapura memimpin dengan porsi 37%. Lalu Indonesia (27%), Vietnam (14%), Malaysia (12%), Thailand (6%), dan Filipina (5%).

Porsi pendanaan ke startup di masing-masing negara di Asia Tenggara dari segi nilai dan jumlah kesepakatan (Cento Ventures)

Besarnya nilai investasi yang diperoleh perusahaan rintisan Indonesia ditopang oleh startup jumbo. “Hampir setengah dari dana yang terkumpul masuk ke unicorn termasuk Grab Holdings, Gojek, Bukalapak, dan Traveloka,” demikian dikutip.

Cento Ventures mencatat, pendanaan lebih dari US$ 100 juta menyumbang 57% dari total investasi.

Halaman: