Perusahaan modal ventura, East Ventures memimpin pendanaan US$ 2 juta atau sekitar Rp 29 miliar kepada startup analisis big data Bonza. Investor lain yang berpartisipasi yakni Elev8.vc.

Bonza mencapai profitabilitas pada tahun pertama operasi. “Apa yang membuat Bonza berbeda yakni platform kami menghilangkan friksi dan hambatan yang dihadapi organisasi saat membuat dan menerapkan solusi berbasis data,” kata Co-founder sekaligus CEO of Bonza Elsa Chandra dalam siaran pers, Kamis (6/5).

Ia mengatakan, dana segar itu akan mempercepat visi menjadi perusahaan platform data terdepan di Asia Tenggara. Saat ini, Bonza mengembangkan no-code platform yang mendukung klien korporasi dalam memproses data dan menggunakan solusi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).

Pendekatan no-code Bonza terkait implementasi data analytics dan AI memungkinkan tim teknis dan yang bukan, membangun dan menerapkan solusi berbasis data dalam skala besar.

Organisasi juga dapat mengintegrasikan berbagai sumber data, kemudian membangun dan menggunakan model mesin pembelajaran alias machine learning dalam user interface yang responsif.

Elsa mencontohkan, salah satu pedagang di e-commerce yang menggunakan solusi Bonza untuk mendapatkan sudut pandang 360 derajat tentang pelanggan. Ada juga pelaku fintech yang membangun mesin fraud detection secara real-time, serta alat pemantau untuk mendapatkan insight dari tempat yang berbeda dan sumber data tidak terstruktur. Itu bertujuan mengurangi penipuan.

Elsa pun mengklaim, salah satu klien mengalami peningkatan volume transaksi atau GMV tiga digit atau 100% lebih setiap kuartal sejak menggunakan Bonza. “Ini karena mereka berhasil meningkatkan efektivitas pemasaran dan mengurangi customer churn dengan memanfaatkan real-time analytics,” kata dia.

Dengan adanya tambahan modal dari East Ventures dan Elev8.vc, Bonza berencana membangun tim engineering dan data science kelas dunia. Selain itu, “mempercepat pengembangan platform dan ekspansi pasar di seluruh Asia Tenggara,” ujar Elsa.

Chief Product dan Data Officer of Bonza Philip Thomas menambahkan, klien bisa mendapatkan nilai tambah dari data. “Bonza memiliki misi untuk memungkinkan organisasi melampaui dashboard statis, serta mengoperasionalkan data analytics dan solusi AI dalam skala besar,” ujarnya.

Elsa dan Philip bertemu saat bekerja di Traveloka. Elsa mengelola investasi, sementara Philip memimpin salah satu tim data science yang bertugas mengimplementasikan model machine learning.

Keduanya merasakan manfaat model big data dalam pengambilan keputusan bisnis di Traveloka, dengan mempercepat penyajian dan meningkatkan kualitas wawasan (insight). Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk mendirikan Bonza.

Co-founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca menyampaikan, kebutuhan untuk membangun infrastruktur data menjadi sesuatu yang tak terhindarkan oleh semua organisasi. No-code platform Bonza dinilai mempercepat implementasi pemodelan data yang dibutuhkan oleh perusahaan agar tetap kompetitif.

“Elsa dan Philip mengerjakan hal itu dengan baik tahun lalu. Kami sangat senang untuk berinvestasi lagi pada Bonza dan memperkuat dukungan kepada mereka,” kata Willson.

East Ventures memberikan pendanaan tahap awal (seed funding) kepada Bonza tahun lalu.

Managing Director Elev8.vc Aditya Mathur menambahkan, perusahaan yang akan berkembang yakni yang dapat dengan gesit memanfaatkan data dari berbagai sumber, baik terstruktur maupun tidak. Sebab, mereka akan mendapatkan insight penting secara real-time.

Platform Bonza dinilai mampu melakukan hal tersebut, sehingga memungkinkan bisnis dalam skala apapun untuk menggabungkan data skala besar menjadi insight. “Ini dapat ditindaklanjuti dalam hitungan menit dengan low-code maupun no-code,” ujarnya.

(Disclaimer: East Ventures merupakan salah satu investor Katadata)

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan