Riset: Grab Pimpin Bisnis Ojol dan Pesan-Antar Makanan Asia Tenggara

KATADATA | Ajeng Dinar Ulfiana
Mitra pengemudi Grab
21/7/2021, 15.54 WIB

Riset Euromonitor International menunjukkan, Grab menjadi pilihan utama konsumen untuk layanan transportasi digital seperti taksi dan ojek online. Decacorn asal Singapura ini juga memimpin di bisnis pesan-antar makanan lewat GrabFood.

Euromonitor International menentukan posisi aplikasi berdasarkan nilai transaksi alias gross merchandise value (GMV) tahun lalu di Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina dan Vietnam.

Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menilai, pencapaian itu tidak terlepas dari kontribusi mitra pengemudi dan pengiriman, penjual (merchant), serta konsumen. Decacorn ini pun memberikan penghargaan kepada 200 mitra lewat program #Bisaversary award pada bulan depan (26/8).

“Selama 18 bulan terakhir menjadi masa yang sangat sulit untuk semua, terutama mitra pengemudi dan merchants yang harus berjuang untuk sekadar bertahan,” kata Neneng. “Dengan ini, Grab mengapresiasi keuletan para mitra terbaik.”

Sebelumnya, perusahaan venture building yang berbasis di Singapura, Momentum Works mencatat bahwa GMV GrabFood US$ 5,9 miliar atau sekitar Rp 83 triliun pada 2020. Sedangkan GoFood dari Gojek hanya US$ 2 miliar atau Rp 28 triliun.

Grab pun menyumbang hampir setengah dari total GMV pesan-antar makanan di Asia Tenggara sepanjang tahun lalu, meski ada pandemi corona. Urutan kedua ditempati oleh startup asal Jerman, FoodPanda dengan US$ 2,5 miliar. Perusahaan rintian ini beroperasi di beberapa negara di regional.

Kemudian, disusul oleh Gojek dengan GMV US$ 2 miliar. Sedangkan, “total GMV pesan-antar makanan di Asia Tenggara naik 183% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$ 11,9 miliar pada tahun lalu,” demikian isi laporan, dikutip dari Tech In Asia, Januari lalu (12/1).

Dalam riset Momentum Works bertajuk ‘Food Delivery Platforms in Southeast Asia’, nilai transaksi bruto atau GMV pesan-antar makanan di Asia Tenggara diperkirakan US$ 11,9 miliar pada 2020. Indonesia berkontribusi paling besar, sebagaimana terlihat pada Databoks di bawah ini:

Perkiraan nilai GMV tersebut berdasarkan analisis mendalam tentang industri pesan-antar makanan di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Metode penelitiannya mencakup wawancara, survei, dan data dari  layanan pemantauan pihak ketiga.

COO Momentum Works Yorlin Ng mengatakan, Grab berfokus mengurangi biaya untuk menggaet lebih banyak pengguna. Selain itu, meningkatkan infrastruktur inti atas layanan pengiriman dan berfokus pada manajemen yang mengatasi penipuan hingga kemitraan.

“Grab terus merebut pangsa pasar di Indonesia,” kata dia sata konferensi pers virtual.

Sedangkan Gojek mengubah banyak prioritas. “Meski masih kuat di Indonesia, mereka melihat penurunan pangsa pasar di negara asalnya yang menempatkannya pada posisi defensif,” kata Yorlin.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan