Bali hingga Kota Satelit Jadi Peluang Baru Investasi Startup di Daerah

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
Warga mengamati aplikasi-aplikasi startup yang dapat diunduh melalui telepon pintar di Jakarta, Selasa (26/10/2021).
29/11/2021, 12.43 WIB

Kota satelit seperti Bekasi, Depok, dan Sidoarjo menunjukkan potensi investasi yang tinggi, berdasarkan indeks daya tarik investasi daerah sektor digital yang diterbitkan oleh Katadata Insight Center (KIC). Kota satelit dan Bali dinilai bisa menjadi tujuan investasi dalam mengembangkan startup.

Indeks tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti daya tarik ekonomi, infrastruktur dan logistik, kesiapan digital dan finansial. Secara keseluruhan, DKI Jakarta menempati indeks paling besar yakni 83,44.

Disusul oleh Kota Bekasi 55,1, Bandung 55, Surabaya 53,9, dan Depok 53,2. Posisi selanjutnya didominasi oleh kota satelit, seperti Kabupaten Bogor 50,3, Kabupaten Bekasi 49,5, Kota Malang 48,8, Kota Cimahi 48,5, Kota Bogor 48,1, dan Sidoarjo 48,1.

"Kalau dilihat analisis data, kota satelit seperti Bekasi, Depok, dan Sidoarjo ini tempat yang atraktif di daerah," kata Panel Ahli Katadata Insight Center Mulya Amri dalam acara Regional Summit 2021, Senin (29/11).

Menurutnya, kota satelit itu mempunyai daya tarik tinggi karena jumlah dan kepadatan penduduk besar, daya beli masyarakat tinggi, serta banyaknya mitra eceran dan grosir. "Jadi tidak hanya Jakarta dan Surabaya, Kabupaten Bogor, Bekasi, Kabupaten Sidoarjo, dan Malang juga potensial," katanya.

Selain kota satelit, Bali dinilai mempunyai potensi investasi di sektor digital yang besar. Ini karena kesiapan digital, tingkat penggunaan internet, penggunaan platform e-commerce, dan literasi digitalnya tinggi.

Dalam laporan East Ventures - Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2021, Bali mengalami peningkatan daya saing digital yang signifikan. Wilayah ini juga mampu bersaing dengan provinsi lain di pulau Jawa yang ada pada peringkat 10 besar.

Bali berada di posisi ke-4 atau naik tiga peringkat dibandingkan tahun sebelumnya. 

Selama pandemi corona, pembangunan infrastruktur di Bali semakin merata. Ini ditunjukkan dari peningkatan rasio desa yang mendapatkan sinyal 3G - 4G.

Selain itu, Bali mengoptimalkan penggunaan digital, seperti penggunaan kode Quick Repsons (QR code) untuk transaksi dan peningkatan pemakaian internet.

Pendiri Impactto Italo Gani mengatakan, Bali juga menjadi tujuan baru bagi investor, terutama modal ventura, untuk berinvetasi di startup daerah. "Ini karena sudah banyak pendiri perusahaan rintisan di Bali," katanya.

Ia juga memperkirakan, minat investor dalam mendanai startup di daerah meningkat seiring kesiapan digital yang sudah terbentuk. "Dampak dari Covid-19, informasi jadi merata. Orang dapat lebih mudah mengembangkan bisnis dan inovasi di daerah," kata Italo.

Sejumlah startup di luar DKI Jakarta juga mulai bermunculan. Startup perikanan dan kelautan eFishery misalnya, mendigitalisasi 20 ribu peternak ikan daya tawar. Kemudian, startup kebutuhan pokok Segari dan di bidang perikanan, FishLog.

Namun yang menjadi tantangan adalah ketersediaan talenta digital. "Bagaimana ajarkan agar Sumber Daya Manusia (SDM) yang tersedia itu tahu caranya membangun startup," katanya.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan