Startup furnitur Fabelio disebut-sebut belum membayarkan gaji karyawan sejak September. Pengguna Change.org atas nama karyawan pun membuat petisi pada bulan lalu.

Petisi di Change.org itu telah mengumpulkan 3.160 tanda tangan per hari ini (14/12). Pembuat menargetkan 5.000 tanda tangan.

“Saya sudah lama bekerja di Fabelio di level 5. Terakhir saya mendapatkan gaji pada September. Itu pun hanya 75%,” demikian dikutip dari laman Change.org atas nama karyawan Fabelio, dikutip Selasa (14/1).

Ia menyampaikan, gaji karyawan level 5 sekitar Rp 2,5 juta sampai Rp 7 juta per bulan. “Kami ingin menuntut hak kami. Kami ragu bisa melakukan audiensi dengan Fabelio secara langsung, mengingat level karyawan saya ada di level 5,” katanya.

Oleh karena itu, ia membuat petisi untuk meminta Fabelio membayarkan gaji karyawan dan vendor.

Pada fitur komentar, pengguna lain menambahkan bahwa Fabelio juga belum membayarkan sebagian tunjangan hari raya (THR) dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Ketenagakerjaan.

Katadata.co.id mengonfirmasi petisi tersebut kepada CEO Fabelio Marshall Tegar Utoyo melalui akun LinkedIn. Namun belum ada tanggapan hingga berita ini dirilis.

Perusahaan rintisan bidang furnitur, Fabelio mengantongi pendanaan seri C US$ 9 juta atau sekitar Rp 127 miliar pada Juni 2020. Ini akan digunakan untuk mendukung ekspansi ke sejumlah wilayah di Indonesia, seperti Jawa dan Bali akhir tahun lalu.

Suntikan dana segar itu dipimpin oleh perusahaan modal ventura asal Taiwan, AppWorks, Endeavour Catalyst, dan MDI Ventures yang didukung oleh TelkomGroup. Sebagai bagian dari pendanaan ini, Partner AppWorks Jessica Liu akan bergabung ke dalam Dewan Direktur Fabelio.

Secara total, Fabelio sudah mengantongi pendanaan lebih dari US$ 20 juta.

“Fokus utama kami adalah meningkatkan kategori produk dan waktu pengiriman.  Di luar itu, kami akan memperluas bisnis di seluruh Indonesia dengan membuka gudang penyimpanan baru dan experience center di kota-kota baru,” ujar Marshall dikutip dari siaran pers, medio tahun lalu (17/6/2020).

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan, Desy Setyowati