Startup Indonesia Masif Ekspansi ke Luar Negeri Tahun Ini

Katadata
Diskusi Katadata Forum dengan tema "Transformasi Indonesia Menuju Raksasa Ekonomi Digital" di Jakarta, pada 2018.
12/1/2022, 06.00 WIB

1. Gojek

Gojek telah hadir di Singapura sejak Januari 2019 dengan menyediakan layanan berbagi tumpangan (ride hailing) seperti taksi dan ojek online.

Decacorn itu juga ekspansi ke Vietnam dengan nama GoViet pada 2018. Pada pertengahan 2020, perusahaan mengubah nama di negara itu menjadi Gojek. 

Perusahaan yang merger dengan Tokopedia itu juga pernah hadir di Thailand. Namun, Gojek melakukan divestasi operasi bisnis di Thailand kepada AirAsia US$ 50 juta.

Decacorn Tanah Air itu memutuskan melepas operasional di Negeri Gajah Putih untuk berfokus menggarap pasar Singapura dan Vietnam.

Gojek juga menguji coba layanan transportasi di Malaysia dengan menggaet perusahaan lokal, Dego Ride pada awal 2020.

Startup jumbo itu berencana meningkatkan investasinya di Asia Tenggara, selain Indonesia. Decacorn ini pun mempelajari pasar di masing-masing negara untuk mematangkan ekspansi setelah pandemi Covid-19 usai.

Co-CEO Gojek Andre Soelistyo mengatakan, perusahaan selalu ingin berekspansi setiap tahun. "Akan tetapi, saat ini kami masih melihat kesempatan. Kami mempelajari peluang negara satu per satu," katanya dalam acara Katadata Indonesia Data and Economic Conference (IDE) 2021 bekerja sama dengan East Ventures, awal tahun lalu (23/3/2021).

2. Xendit

Saat ini, fintech paymant gateway itu hadir di Indonesia dan Filipina. Tahun lalu, Xendit berhasil mengumpulkan US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun dalam putaran pendanaan seri C.

Xendit akan menggunakan dana segar itu untuk ekspansi ke negara lain. "Fokus utama kami untuk lebih regionalisasi dan memperluas rangkaian produk," kata Chief Operating Officer Xendit Tessa Wijaya dikutip dari TechCrunch, pada tahun lalu (14/9/2021).

3. Sociolla

Startup kecantikan Sociolla telah resmi masuk pasar Vietnam akhir tahun lalu. Sociolla berencana memperluas pasar ke negara Asia Tenggara lainnya setelah meraih pendanaan Rp 818 miliar dari empat investor yang dipimpin oleh L Catterton tahun lalu.

4. Ruangguru

Startup pendidikan itu berencana ekspansi ke pasar luar negeri setelah meraih pendanaan US$ 55 juta atau sekitar Rp 801 miliar tahun lalu. Investasi ini dipimpin oleh Tiger Global Management.

Investor lain yang berpartisipasi yakni GGV Capital, serta penanam modal awal yakni East Ventures, Venturra Capital, dan UOB Venture Management.

Co-founder sekaligus COO Ruangguru Iman Usman mengatakan, dana segar itu akan digunakan untuk mempercepat ekspansi bisnis di Indonesia, Vietnam, dan Thailand di segmen K-12 atau TK hingga kelas 12.

Ia juga menambahkan, pendanaan dapat membantu perusahaan memberikan penawaran produk pendidikan kelas dunia. “Kami akan terus memenuhi misi untuk memungkinkan akses yang lebih baik ke pendidikan berkualitas bagi jutaan pelajar di Asia Tenggara,” katanya tahun lalu (19/4/2021).

5. J&T Express

J&T Express sendiri resmi meluncurkan jaringan di Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi. Dengan begitu, decacorn anyar Indonesia ini sudah hadir di 10 negara. 

Selain dua di Timur Tengah, delapan negara yang dirambah oleh J&T Express yakni Indonesia, Vietnam, Malaysia, Thailand, Filipina, Kamboja, Singapura, dan Cina.