Sekolah tatap muka mulai digelar di beberapa kota di Indonesia. Startup pendidikan Ruangguru hingga Zenius pun menyiapkan strategi baru, salah satunya membidik siswa yang bersiap menghadapi Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).
Zenius menggelar UTBK Fest mulai 10 Januari hingga 6 Februari 2022. UTBK Fest merupakan rangkaian kegiatan yang diadakan untuk mempersiapkan siswa SMA dan sederajat se-Indonesia menghadapi UTBK.
Ada sejumlah kegiatan di dalam UTBK Fest seperti Zenius UTBK Live Conference, Zenius UTBK Scholarship, dan lainnya.
Zenius mengangkat topik-topik yang sesuai dengan kondisi dan kendala siswa saat mempersiapkan diri menghadapi UTBK.
“Kebanyakan siswa merasa bingung harus mulai dari mana untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi UTBK," kata Founder dan Chief Education Officer Zenius Sabda PS dalam siaran pers, Senin (10/1).
Bulan lalu, startup pendidikan itu juga meresmikan layanan baru bernama ZenPro. Layanan ini menyasar pengembangan kemampuan atau up skilling Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan kalangan profesional.
"ZenPro mampu mendorong pengguna untuk menjadi individu yang terus bertumbuh dan pembelajar seumur hidup," kata Chief Executive Officer Zenius, Rohan Monga dalam siaran pers, bulan lalu (3/12/2021).
Sepanjang 2020, Zenius memiliki 15,7 pengguna. Jumlah pengguna tersebut tumbuh lebih dari 10 kali lipat selama Maret hingga Desember 2020. Retensi pengguna mencapai lebih dari 90%.
Zenius menargetkan bisa menggaet 30 juta pengguna di Tanah Air. Untuk mencapai target itu, perusahaan berfokus meningkatkan kualitas layanan.
Startup pendidikan lainnya, Pahamify membuat fitur bernama Pegasus alias persiapan gapai sukses UTBK. Perusahaan berkolaborasi dengan psikolog anak yakni Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto.
Pegasus akan membantu siswa kelas 12 mempersiapkan diri menghadapi UTBK melalui pendampingan secara intensif. Pendampingan ini mulai dari menentukan jurusan dan kampus tujuan, mengerjakan berbagai latihan soal yang disesuaikan dengan target, hingga pemantauan secara berkala.
Ada sejumlah menu dalam fitur tersebut, seperti set target jurusan, tes minat bakat, info kuliah hingga rekomendasi soal yang disusun berdasarkan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).
"Pahamify memahami bahwa perjalanan untuk menghadapi UTBK bukan hal yang mudah. Dibutuhkan kesiapan dan kemampuan yang kompeten untuk menaklukkannya," kata CEO Pahamify Syarif Rousyan Fikri dalam siaran pers, Senin (10/1).
Pahamify didirikan oleh influencer sains YouTube pada pertengahan 2017. Startup ini menawarkan materi pendidikan tambahan untuk membantu para siswa di Indonesia agar bisa lulus ujian dan masuk perguruan tinggi.
Perusahaan rintisan itu menggabungkan pembelajaran sains, pembuatan film, dan gamifikasi untuk membuat konten pendidikan. Selain itu, platform ini menggunakan video animasi, kuis, dan ringkasan guna meningkatkan keterlibatan pengguna.
Dikutip dari Kr-Asia, Pahamify memiliki 65 ribu pengguna aktif bulanan. Biaya yang dikenakan setiap pengguna sekitar US$ 24 atau Rp 384 ribu per tahun.
Sedangkan Ruangguru menggelar program #PelatnasUTBK. Ini tidak hanya berfokus pada aspek akademik, tetapi juga melatih kesiapan emosional dan pengembangan diri siswa.
Dalam menyambut banyaknya sekolah yang menerapkan pembelajaran tatap muka, Ruangguru juga menambahkan fitur baru yakni ruanglesonline.
Fitur itu merupakan layanan konsultasi 24 jam seputar materi pelajaran melalui live chat di WhatsApp. Ini bertujuan membantu siswa mengatasi kesulitan belajar sesuai kebutuhannya.
“Kami mencari solusi belajar yang dapat menunjang pendidikan formal siswa," kata VP Marketing Ruangguru Ignatius Untung Surapati dalam siaran pers, pekan lalu (8/1).
Saat ini Ruangguru mencatatkan 25 juta pengguna di Indonesia, Thailand, dan Vietnam. Jumlah penggunanya tumbuh pesat selama pandemi Covid-19.
Dikutip dari Tech In Asia, berdasarkan sumber yang akrab dengan Ruangguru, valuasi startup pendidikan ini melampaui US$ 800 juta. Ini artinya, Ruangguru membutuhkan US$ 200 juta untuk menyandang status unicorn.