Spotify Diboikot Pengguna Imbas Podcast AntiVaksin Covid-19

freepik.com
Ilustrasi mendengarkan musik di Spotify
Editor: Yuliawati
2/2/2022, 10.38 WIB

Aplikasi streaming musik Spotify diboikot beberapa pengguna dan kreatornya karena menayangkan podcast tentang anti-vaksin. Nilai pasar perusahaan pun sempat anjlok.

Peristiwa ini bermula dari seorang podcaster populer Joe Rogan menayangkan materi vaksinasi Covid-19 bertajuk The Joe Rogan Experience. Dalam tayangannya, Rogan bercerita soal pengalamannya terpapar virus corona.

Ia juga sempat memberi tahu pendengarnya bahwa apabila remaja berusia 21 tahun bertanya kepadanya terkait vaksin Covid-19, maka ia akan menyarankannya untuk tidak mengambil vaksinasi.

Atas tayangannya itu sejumlah pihak kemudian mengecam. Spotify pun dituding terlibat dalam penyebaran informasi salah terkait Covid-19.

Padahal, tayangan The Joe Rogan Experience merupakan tayangan paling populer di Spotify pada 2021. Tayangan itu menjadi eksklusif di platform sejak 2020. Saat itu, Joe Rogan menandatangani kesepakatan lisensi eksklusif dengan Spotify senilai US$ 100 juta.

Akibat tayangan itu, sejumlah kreator di Spotify kemudian memboikot platform. Musisi legendaris seperti Neil Young dan Joni Mitchell pun mengecam Spotify karena terus memberikan ruang podcast Rogan.

"Saya telah memutuskan untuk menghapus semua musik saya dari Spotify. Orang yang tidak bertanggung jawab menyebarkan kebohongan yang merenggut nyawa orang," kata Mitchell dikutip dari CNBC Internasional pada Selasa (1/2). Mitchell sendiri memiliki 3,7 juta pendengar bulanan di Spotify.

Neil Young juga mengatakan bahwa ia ingin seluruh konten musiknya dihapus dari Spotify. Saat ini, Young memiliki lebih dari 6 juta pendengar bulanan di platform streaming tersebut.

Kemudian, gitaris Bruce Springsteen's E Street Band Nils Lofgren pun turut memprotes Spotify karena kontroversi tayangan Rogan.

Sejumlah pengguna pun berhenti berlangganan Spotify. Dikutip dari Ubergizmo, sistem Spotify kewalahan menangani permintaan pemberhentian berlangganan dari pelanggan.

"Saya menghapus @Spotify. Ayah saya meninggal karena #covid," kata pengguna Spotify Aquiles La Grave  

Kemudian, di akun Twitter-nya, @Archaeomyste mengaku menghapus Spotify telah bertindak salah. "Terima kasih Neil Young, saya tahu @spotify tidak peduli dengan apa yang saya lakukan, tetapi saya berharap banyak orang akan sadar akan kerusakan yang terjadi pada platform mereka," katanya.

Selain ditinggal pengguna, Spotify juga harus menerima kehilangan valuasi senilai US$ 2,1 miliar. Nilai saham Spotify juga sempat anjlok 6% pada pekan lalu.

Gedung Putih kemudian mendesak Spotify untuk mengambil tindakan lebih lanjut terhadap Joe Rogan.  Atas desakan itu, Rogan kemudian meminta maaf. "Jika aku membuatmu marah, aku minta maaf," kata Rogan dikutip dari Independent pada Selasa (1/2)

Namun, Spotify mengeluarkan kebijakan untuk tidak menghapus tayangan podcast Rogan. "Kami tidak mengambil posisi sebagai penyensor konten sambil memastikan bahwa ada aturan dan konsekuensi bagi mereka yang melanggarnya," kata CEO Spotify Daniel Ek.

Diketahui, Spotify merupakan salah satu aplikasi streaming musik dan podcast paling populer di dunia. Tahun lalu, jumlah pelanggan berbayar Spotify menembus 158 juta.

Pada 2020, Spotify juga meraih pangsa pasar streaming musik paling besar, yakni 35%. Kemudian, Apple 19%, Amazon 15%, dan YouTube Music 6% pangsa pasar.

Jumlah pelanggan berbayar layanan streaming Spotify menembus 158 juta pelanggan pada kuartal pertama 2021. Angka ini melonjak sekitar 21% dibandingkan kuartal yang sama pada tahun lalu (tahun ke tahun). Berikut grafik Databoks:

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan