Saingi AS dan Cina, Uni Eropa Siapkan Miliaran Euro untuk Startup

Pixabay
Ilustrasi. Prancis dan Eropa akan menyalurkan dana untuk pengembangan startup Eropa yang membutuhkan tingkat pembiayaan tinggi.
Editor: Agustiyanti
9/2/2022, 11.35 WIB

Uni Eropa berencana mengucurkan dana multi-miliar euro untuk meningkatkan investasi di sektor teknologi, salah satunya mendanai perusahaan rintisan atau startup asal Eropa. Upaya ini dilakukan agar bisa bersaing dengan penguasa teknologi digital global,  Amerika Serikat (AS) dan Cina.

Menteri Keuangan Prancis Le Maire mengatakan, saat ini sedang menyusun rincian dana tersebut dengan Jerman. Ia mengklaim bahwa Prancis telah menyiapkan 10 hingga 20 kelompok dana dengan nilai total setidaknya 1 miliar euro atau Rp 16 triliun untuk mendanai industri teknologi. Sementara Jerman berencana  menambahkan 1 miliar euro.

Dana dari Prancis dan Jerman berasal dari pembiayaan publik. Kedua negara Uni Eropa itu akan menyalurkan dana untuk pengembangan startup Eropa yang membutuhkan tingkat pembiayaan tinggi.

"Eropa ingin mengurangi ketergantungannya pada raksasa teknologi asing. Ini bisa diwujudkan ketika startup mendapatkan lebih banyak pembiayaan," kata Le Maire dikutip dari Gizchina pada Selasa (8/2).

Ia mengatakan, selama ini dana modal ventura Eropa seringkali terlalu kecil untuk mendanai pertumbuhan startup. Dana publik juga terbatas karena aturan yang ketat. Alhasil, startup Eropa tidak punya pilihan selain beralih ke dana AS dan Cina yang lebih besar.

Dengan terbatasnya pendanaan, startup Eropa juga menjadi kalah bersaing dengan AS dan Cina. Salah satu startup besar yang berasal dari Eropa adalah Spotify

Selain mendanai startup, Uni Eropa berencana meningkatkan investasi produksi cip (chipset). Komisi Eropa telah mengumumkan Undang-Undang (UU) Cip Eropa baru yang akan memungkinkan tambahan investasi publik dan swasta 15 miliar euro atau Rp 246 triliun hingga 2030. 

“Kami ingin menetapkan tujuan agar pada 2030 memiliki 20% pangsa pasar cip global. Saat ini, kami berada di 9%,” kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dikutip dari CNBC Internasional.

Komisaris Pasar Internal Komisi Eropa Thierry Breton mengatakan, UU cip dibuat agar negara-negara di Eropa tidak lagi bergantung pada rantai pasok cip AS maupun Cina. "Kami ingin melindungi kepentingan benua dan menempatkan Eropa dengan kuat di lanskap geopolitik global," kata Breton dikutip dari TechCrunch tahun lalu (14/9/2021). 

Berdasarkan data Statista, pangsa pasar Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) 53% pada kuartal kedua, d oleh perusahaan Korea Selatan, Samsung 17,4%. 

Selain itu, aturan cip itu dibuat untuk menghadapi kelangkaan cip yang tengah melanda global sejak tahun lalu. Wakil Presiden Direktur Forrester Glenn O’Donnell memperkirakan, krisis ini berlangsung hingga 2023.

“Ini karena permintaan akan tetap tinggi dan pasokan terbatas. Kami memperkirakan kelangkaan cip bertahan hingga 2022 atau 2023,” ujar Glenn dikutip dari CNBC International, pada tahun lalu (12/5/2021).

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan