Kemudian Gibran mulai menggaet lebih banyak pembudi daya. Kini, eFishery menggandeng 30 ribu pembudi daya ikan di seluruh Indonesia.

Startup itu menargetkan satu juta pembudi daya dalam lima tahun. "Tahun ini, kami menargetkan bisa menggaet 200 ribu pembudi daya, atau meningkat hingga 4 kali lipat," katanya dalam media gathering di Jakarta, pada Januari (12/1).

eFishery juga berencana ekspansi ke 10 negara setelah mendapatkan pendanaan seri C US$ 90 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun. Tahun ini, perusahaan rintisan perikanan itu menyasar Thailand. Lalu India dan Cina. 

Gibran memperkirakan baru mampu ekspansi ke Thailand tahun ini. Perusahaan rintisan ini pun sudah menjalankan proyek percontohan secara komersial di negara itu.

eFishery kemudian akan menyasar India dan Cina dalam lima tahun ke depan. “Tahun ini, kami eksplorasi terlebih dahulu pasar tersebut," katanya.

Ia optimistis bisa merambah kedua pasar tersebut maksimal pada 2026. Apalagi, pasar Cina dan India dinilai menjanjikan, baik dari sisi produksi dan konsumsi.

Kapasitas Indonesia untuk memperbesar produksi di sektor ini sangat menjanjikan. Tren pertumbuhan satu dekade terakhir positif. Apalagi, menurut Food and Agriculture Organization (FAO), Indonesia menjadi negara terbesar kedua produksi perikanan tangkap sebesar 6 juta ton pada 2014, seperti terlihat dalam Databoks berikut ini.

Selain ekspansi, eFishery berencana mencatatkan penawaran saham perdana ke publik atau IPO. "Tapi tidak bisa direalisasikan tahun ini. Kami bangun skalanya dulu, baru ke depan IPO," kata Gibran.

eFishery memperoleh pendanaan seri C US$ 90 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun kemarin (11/1). Investasi ini dipimpin oleh Temasek, SoftBank Vision Fund 2, dan Sequoia Capital India. Investor lain yang berpartisipasi yakni Northstar Group, Go-Ventures, Aqua-Spark, dan Wavemaker Partners.

Northstar Group merupakan salah satu investor Gojek. Sedangkan Go-Ventures adalah perusahaan modal ventura besutan Gojek.

Startup yang berbasis di Bandung, Jawa Barat itu berdiri sejak 2013. eFishery merevolusi industri budidaya ikan dan udang yang tradisional. Caranya, eFishery menawarkan platform end to end yang terintegrasi dan memberikan pembudi daya ikan dan udang akses terhadap teknologi, pakan, pembiayaan, dan pasar.

eFishery menawarkan smart feeders kepada pembudi daya. Smart feeders merupakan alat untuk memberi pakan ikan dan udang secara otomatis.

Selain itu, membuat eFarm dan eFisheryKu. eFarm merupakan platform online yang menyediakan informasi lengkap mengenai operasional tambak udang pembudi daya.

Sedangkan eFisheryKu merupakan platform terintegrasi yang memungkinkan pembudi daya ikan membeli berbagai keperluan budidaya, seperti pakan ikan.

Harga di platform diklaim kompetitif. Pembudi daya juga dapat mengajukan permodalan melalui eFund. Fasilitas ini menghubungkan pembudi daya ikan secara langsung dengan institusi keuangan.

Komponen utama dari eFund adalah Kabayan alias Kasih, Bayar Nanti, yakni layanan yang memungkinkan pembudi daya ikan membeli sarana produksi budidaya dengan sistem pembayaran tempo.

Keseluruhan proses dilakukan melalui aplikasi eFisheryKu. Hingga saat ini, lebih dari 7.000 pembudi daya menggunakan layanan ini dengan total pinjaman lebih dari Rp 400 miliar.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Fahmi Ahmad Burhan