Gelombang PHK Menimpa 35.000 Pekerja Startup Tahun Ini

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Pameran startup teknologi dan inovasi industri anak negeri di Hall B JCC, Jakarta, pada Kamis (3/10).
Penulis: Desy Setyowati
15/6/2022, 10.21 WIB

Berdasarkan data Layoffs.fyi, total 35 ribu pekerja di perusahaan teknologi di dunia mengalami pemutusah hubungan kerja atau PHK. Di Indonesia, setidaknya ada tujuh startup yang mengonfirmasi PHK.

Yang terbaru, Shopee dikabarkan akan melakukan PHK massal. Pegawai yang terkena dampak utamanya di lini bisnis Shopee Food dan ShopeePay.

“PHK massal akan dilakukan di seluruh negara di mana Shopee beroperasi,” kata beberapa sumber, dikutip dari Tech In Asia, Senin malam (13/6).

Shopee hadir di Asia Tenggara, serta Taiwan, Brasil, Meksiko, Cili, dan Kolombia.

Katadata.co.id sudah mengonfirmasi kabar tersebut kepada Shopee. Namun, belum ada tanggapan.

Sea Group juga belum mengeluarkan pengumuman apapun terkait kabar PHK massal di laman resmi. Begitu pun di situs bursa saham New York (NYSE).

Selain itu, TaniHub, Zenius, LinkAja, Pahamify, JD.ID, Mobile Premier League (MPL), dan Lummo mengonfirmasi adanya PHK.

Bursa kripto, Coinbase juga memangkas tenaga kerja 18% atau sekitar 1.100 orang. “Kita tampaknya memasuki resesi setelah ledakan ekonomi 10 tahun lebih,” kata CEO Coinbase Brian Armstrong dikutip dari CBS News, Selasa (15/6).

Valuasi Coinbase lebih dari US$ 13 miliar. “Pertumbuhan kami terlalu cepat tahun lalu, karena tren kripto,” tambah dia.

Coinbase mengumumkan PHK setelah perusahaan cryptocurrency BlockFi memberhentikan sekitar 250 orang. BlockFi tumbuh hampir enam kali lipat tahun lalu.

Layoffs.fyi mencatat, total ada 35 ribu karyawan di perusahaan teknologi di-PHK. "Banyak dari perusahaan-perusahaan ini tidak hanya berhenti mempekerjakan, mereka juga membatalkan tawaran pekerjaan," kata reporter teknologi CBS News Dan Patterson.

Nilai indeks komposit Nasdaq kehilangan 30% sejak Januari. Ini merupakan penurunan terbesar indeks saham teknologi sejak 2007, ketika turun 48%.

Meski begitu, penurunan tersebut tidak separah saat pecahnya gelembung dot-com pada November 1999 – Mei 2000. Saat itu, Nasdaq kehilangan dua pertiga nilainya.

Kepala investasi di Guggenheim Partners Scott Miners memperkirakan, indeks teknologi turun 75% selama beberapa tahun.

Kondisi tersebut juga memengaruhi perusahaan teknologi yang sudah mapan seperti Meta dan Twitter menghentikan rencana perekrutan. Sedangkan Netflix, Peloton dan Robinhood memberhentikan pekerja.

“Banyak perusahaan rintisan teknologi yang mengalami pertumbuhan luar biasa pada 2020, terutama di sektor real estat, keuangan, dan pengiriman, mulai mengalami penurunan pengguna,” ujar wakil presiden senior perusahaan penempatan Challenger, Gray & Christmas Andrew Challenger.

“Kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga dan inflasi mendorong banyak dari mereka memotong biaya dan menopang modal," tambah dia.

Challenger mencatat, pengumuman PHK di sektor teknologi meningkat 10 kali lipat jumlah dalam empat bulan pertama tahun ini.