Marak PHK, Keahlian Ini Tetap Diminati Startup Indonesia

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/AWW.
Warga mengamati aplikasi-aplikasi startup yang dapat diunduh melalui telepon pintar di Jakarta, Selasa (26/10/2021).
22/6/2022, 16.04 WIB

Setidaknya ada tujuh startup di Indonesia yang melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK tahun ini. Namun Jobstreet Indonesia mencatat, ada beberapa keahlian yang tetap diminati perusahaan rintisan.

Country Marketing Manager Jobstreet Indonesia Sawitri Hertoto mengatakan, pasar tenaga kerja Indonesia mulai pulih tahun lalu. Ini ditandai dengan meningkatnya lowongan kerja per bulan pada 2021. 

Berdasarkan laporan Job Outlook Report 2022, lowongan kerja meningkat 19,5% pada Agustus 2021 dibandingkan bulan sebelumnya. Kemudian, jumlahnya naik lagi 5,6% per Desember tahun lalu.

"Vaksinasi Covid-19 yang berjalan dengan baik membuat optimisme masyarakat untuk kembali bekerja naik," kata Sawitri dalam konferensi pers virtual, Rabu (22/6).

Namun tahun ini, startup justru marak PHK. Mereka di antaranya TaniHub, Zenius, LinkAja, Pahamify, JD.ID, Mobile Premier League (MPL), dan Lummo.

Meski begitu, Sawitri mencatat bahwa permintaan terhadap tenaga kerja terutama talenta digital tetap tinggi. "Ini seiring dengan tren digitalisasi dan otomasi di setiap industri," katanya.

“Yang masih dibutuhkan yakni orang dengan kemampuan teknologi informasi (IT), data analyst, dan business analyst," katanya.

Tenaga kerja tersebut dibutuhkan karena mampu menggunakan perangkat lunak (software) khusus untuk mengolah data. Ini diperlukan perusahaan untuk meningkatkan kinerja bisnisnya.

"Jadi jangan khawatir. Meski marak PHK, masih banyak keperluan untuk keahlian digital ini," kata Sawitri.

Sebelumnya, Chief of Business Development Binar Academy Dita Aisyah mengatakan, berdasarkan data dari job connect, banyak perusahaan yang meminta talenta digital di bidang komputasi awan (cloud).

"Ini karena banyak perusahaan di Indonesia yang berpindah ke cloud saat ini," kata Dita dalam konferensi pers di Jakarta, dua pekan lalu (9/6).

Selain cloud, permintaan talenta digital di bidang keamanan siber tetap tinggi. Ini mengingat adanya risiko gangguan keamanan siber dari gencarnya digitalisasi oleh perusahaan.

Platform jaringan profesional LinkedIn juga membuat laporan pekerjaan paling dicari oleh perusahaan pada April - Oktober 2020. Saat itu, posisi yang banyak dicari mulai dari kurir, personal shopper hingga supply chain management. Menurut Linkedin, pertumbuhan profesi bidang ini 73%.

Kemudian, profesi seperti web developer, game developer, frontend developer, Android developer hingga UI/UX researcher menjadi salah satu pekerjaan paling dicari.

LinkedIn juga mencatat bahwa profesi data scientist dan ahli kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) banyak dicari perusahaan.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan