“Nah, dari situ ternyata saya jadi dapat banyak banget klien F&B. Jadi ya akhirnya passion saya yang tadinya jadi chef, balik as a consultant di F&B,” kata Gun. 

Selama menjadi konsultan, Gun melihat pengusaha F&B tidak memiliki satu software yang bisa menangani berbagai keperluan usaha. Mereka harus menggunakan berbagai jenis software, mulai dari software Point of Sales (POS) untuk mencatat transaksi jual beli, Enterprise Resource Planning (ERP) untuk mengintegrasikan aktivitas operasional, hingga software pembayaran gaji karyawan. 

Gun melihat ini sebagai peluang yang bisa diambil, dengan mengkombinasikan pengalamannya di bidang konsultan ekonomi dan jaringannya dengan pengembang software. Dalam pengamatannya, pengusaha F&B harus mengintegrasikan berbagai aplikasi untuk berjalan beriringan. Ada juga risiko terganggunya integrasi bila sebuah vendor software sedang melakukan peningkatan sistem. Maka dari itu, Gun menilai hanya ada dua pilihan yang bisa diambil pengusaha F&B, antara memesan satu software kepada vendor atau mengeluarkan uang lebih banyak untuk membuat software sendiri. 

“Tapi ya again kalau mereka bikin sendiri kan ya namanya pengusaha F&B jagonya di jualan makanan, masa pengusaha F&B disuruh bikin software gitu,” jelas Gun. 

Saham Nyaris Diborong

Cerita unik lain yang disampaikan Gun adalah tawaran pembelian 51 % saham startup ESB senilai Rp 12 miliar, padahal usia ESB baru tiga bulan. ESB memulai menawarkan jasanya di Oktober 2018 dan kala itu memiliki 16 klien pedagang F&B. Gun bingung menanggapi tawaran tersebut, ia lalu meminta saran dari teman-temannya dan memutuskan untuk tidak menjual kepemilikan ESB.

Berkat saran temannya ini, ia kemudian meneguhkan diri untuk menjadi perusahaan SaaS dengan produk yang solid dan memiliki pasar untuk produk kembangan startup ESB. Oleh karena itu, Gun menggunakan strategi melempar produk ke pasaran alias Go To Market (GTM) yang berbeda dengan perusahaan lain. Bila perusahaan lain memulai dari UMKM dan bergerak ke perusahaan besar, maka startup ESB berjalan sebaliknya. 

Dalam fase GTM ini, Gun justru bertemu dengan seorang investor yang mau mendanai usahanya. Awalnya, Gun menemui investor ini untuk mendapat jaringan ke salah satu pengusaha F&B target dari EBS. Namun investor ini melihat bahwa produk, strategi GTM, dan pasar yang dibidik oleh EBS cukup baik sehingga ia mau mendanai SaaS ini. 

“Jadi itu cerita awalnya saya tuh kecebur di dunia startup,” kata Gun. 

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora