Marak PHK, Bagaimana Gaji dan Nasib Pekerja Startup di Indonesia?

Katadata
Diskusi Katadata Forum dengan tema "Transformasi Indonesia Menuju Raksasa Ekonomi Digital" di Jakarta, pada 2019.
Penulis: Desy Setyowati
1/7/2022, 14.37 WIB

Setidaknya ada tujuh startup yang mengonfirmasi melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) di Indonesia tahun ini. Bagaimana permintaan pekerja talenta digital dan gajinya ke depan?

Meski marak PHK tahun ini, Indonesia sebenarnya kekurangan talenta digital. "Berdasarkan data Bank Dunia, Indonesia butuh 9 juta talenta digital hingga 2030," kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan dalam konferensi pers virtual, Kamis (30/6).

Itu artinya, ada kebutuhan 600 ribu tenaga ahli di bidang siber per tahun. Namun hanya 20% dari total 4.000 kampus di Indonesia yang memiliki program studi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Riset Amazon Web Services (AWS) dan AlphaBeta juga menunjukkan, hanya 19% dari seluruh angkatan kerja di Indonesia yang mempunyai keahlian di bidang digital. Padahal, Nusantara butuh 110 juta talenta digital baru untuk mendukung ekonomi pada 2025.

Sekalipun banyak perusahaan melakukan PHK saat ini, talenta digital tetap diminati. Anggota Dewan Eksekutif Teknologi CNBC Internasional menilai bahwa perekrutan tidak akan melambat. Sebab, perusahaan teknologi masih kesulitan menemukan talenta digital.

Sekitar 64% pemimpin teknologi yang menjadi responden survei TEC global pada 3 – 22 Juni mengatakan, sulit menemukan talenta yang memenuhi syarat dengan posisi yang tengah dicari.

Sebanyak 86% anggota TEC pun mengaku harus membayar upah lebih tinggi untuk mendapatkan talenta digital terampil.

Hampir sepertiga pun percaya bahwa mereka mungkin perlu melakukan penyesuaian jumlah karyawan pada tahun berikutnya. Sebanyak 55% mengatakan, perubahan di pasar tenaga kerja saat ini, justru memberi mereka kesempatan untuk mendatangkan talenta digital ahli.

“Saya pikir beberapa dari kandidat (ahli) itu tidak akan kami lihat atau bahkan memiliki kesempatan untuk wawancara, tapi sekarang bisa,” kata pendiri sekaligus CEO Startup kompensasi OpenComp, Thanh Nguyen dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (28/6).

Menurutnya, banyak perusahaan teknologi akan berfokus menggunakan uang tunai untuk mendorong transaksi, ketimbang merekrut pekerja baru. Namun, mereka kemudian bakal mengeluarkan uang lebih untuk menggaet pekerja.

Sebab, “ketika orang-orang berpindah (dari satu perusahaan ke perusahaan lain), itu menaikkan kompensasi 10% - 15% secara keseluruhan,” katanya. "Dalam resesi, biaya tenaga kerja akan mulai stabil."

Country Marketing Manager Jobstreet Indonesia Sawitri Hertoto mengatakan, meskipun startup melakukan PHK, tetap ada kebutuhan baik di bidang operasional yang terkait digital dan non-digital.

"Sedangkan, kebutuhan tenaga kerja terkait digital permintaannya tetap tinggi," katanya dalam konferensi pers virtual, Rabu (22/6). Ini karena tren otomasi di sejumlah industri.

"Maka, tetap dibutuhkan orang berkemampuan di bidang IT, data analyst hingga business analyst," katanya. Perusahaan membutuhkan peran tenaga kerja yang mampu menggunakan perangkat lunak (software), khususnya dalam mengolah data.

Pekerjaan terkait pengembang software memberikan kontribusi tertinggi dalam iklan lowongan kerja 2021, yaitu 23%.

Gaji Pekerja Startup

Founder sekaligus CEO Binar Academy Alamanda Shantika mengatakan, permintaan talenta digital masih akan tetap signifikan meskipun banyak startup melakukan PHK. Sebab, ketersediaan talenta digital di Indonesia minim.

Namun, menurutnya penawaran gaji talenta digital di startup akan semakin rasional. Ini karena perusahaan rintisan mendapatkan pembelajaran dari keterbatasan anggaran dan lebih sadar dalam menawarkan gaji kepada pekerja.

"Bukan tidak mungkin akan ada pengaturan terhadap penawaran gaji para new hiring atau existing employee," kata Alamanda kepada Katadata.co.id, bulan lalu (7/6).

Selain itu, pendanaan terhadap startup semakin ketat. Ini membuat manajemen perusahaan rintisan kian berhati-hati dalam melakukan rekrutmen.

"Jadi, rekrutmen benar-benar harus sesuai kebutuhan dan kesediaan anggaran," katanya.

Meski begitu, talenta digital yang terkena PHK menurutnya masih punya banyak kesempatan dalam melanjutkan karier. Para talenta digital bisa tetap bekerja di industri teknologi atau pivot ke sektor lain.

"Sebab saat ini ada banyak sekali institusi yang melakukan transformasi digital, mulai dari lembaga pemerintah, bank, perusahaan konvensional, bahkan media massa tengah berubah," ujarnya.

Sedangkan gaji pekerja startup selama ini dapat dilihat pada bagan di bawah ini:

Infografik_Gaji tinggi talenta digital (Katadata)

(BACA JUGA: Kabar Startup UangTeman Tak Bayar Gaji Pegawai, Ini 'Ancaman' Kemnaker)

“Kisaran gaji beragam, tergantung level. Bisa Rp 5 juta untuk level staf sampai dengan lebih dari Rp 50 juta untuk level head atau chief,” kata mantan pegawai startup teknologi finansial pembiayaan (fintech lending) UangTeman, kepada Katadata.co.id, bulan lalu (9/6).

UangTeman tidak melakukan PHK. Namun, startup ini disebut-sebut kesulitan membayarkan gaji pegawai sejak dua tahun lalu atau saat pandemi corona.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan