Teknologi Kecerdasan Buatan Diramal Sumbang Ekonomi Indonesia Rp5,5 T

ANTARA FOTO/ REUTERS/Nacho Doce/foc/sad.
Nacho Doce Robot "5G Bartender" menyoroti penggunaan 5G dan Edge Computing dengan memberikan minuman kepada pengunjung di stand Telefonica selama GSMA's 2022 Mobile World Congress (MWC), di Barcelona, Spanyol, Senin (28/2/2022).
Penulis: Lenny Septiani
27/7/2022, 18.57 WIB

Teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) diperkirakan menambah produk domestik bruto (PDB) Indonesia hingga US$ 366 miliar atau sekitar Rp 5,5 triliun pada 2030.

Riset EDBI and Kearney menunjukkan bahwa ada lebih dari 20 industri di Indonesia yang menggunakan kecerdasan buatan. Sedangkan yang paling masif mengadopsi teknologi ini adalah finansial, khususnya selama pandemi Covid-19.

“Dari sisi bujet untuk teknologi, mereka (layanan finansial) punya lumayan besar,” kata Co-founder sekaligus CEO Kata.ai Irzan Raditya dalam media gathering bertajuk ‘AI For Post Pandemic: Making Sustainable Business to Thrive’, Rabu (27/7).

“Perbankan, bank digital, asuransi, multifinance, bisa dibilang one of the early adapters untuk AI,” tambah dia.

Selain layanan finansial, industri telekomunikasi dan e-commerce masif menggunakan teknologi AI selama pandemi corona.

Riset dari Accenture 2021 Global Consumer Pulse Study mengatakan, 43% konsumen di Asia Tenggara tidak keberatan dilayani oleh kecerdasan buatan berbentuk chatbot. Hal ini karena pelanggan ingin komunikasi yang efisien dan cepat.

“Berdasarkan riset terakhir kami, efisiensi terbukti dapat dihasilkan oleh penerapan AI,” Kata Irzan.

Menurut Irzan, bisnis akan dituntut untuk mampu melayani konsumen lebih cepat. “Kecerdasan buatan dapat membantu banyak bisnis untuk dapat menghemat pengeluaran dan mendapatkan profit lebih banyak,” ujarnya.

Ia juga optimistis bahwa ancaman resesi ekonomi akan mendorong bisnis untuk menggenjot profitabilitas. “Dengan adanya AI, justru para pelaku bisnis bisa lebih efisien dalam operasional,” kata dia.

“Harapan Kami ini dapat membantu para pelaku bisnis menjaga profitabilitas atau bahkan meningkatkan profit saat resesi ini,” tambahnya.

Irzan memberi gambaran efisiensi dan profit dari pelanggan, “Ada konsumen Kata.ai di telekomunikasi, mereka membukukan puluhan miliar tahun lalu, dari jualan pulsa, paket data, bayar tagihan,” ujar dia.

Reporter: Lenny Septiani