Zenius kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Ini kedua kalinya startup pendidikan itu memangkas jumlah karyawan pada 2022.
Perusahaan rintisan itu tidak memerinci jumlah pegawai yang terkena dampak. Sedangkan beredar kabar di media sosial bahwa jumlahnya mencapai 600.
“Karena perubahan kondisi makro ekonomi dan perilaku konsumen, Zenius perlu menyelaraskan dan memprioritaskan kembali organisasi untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan jangka panjang,” kata manajemen Zenius kepada Katadata.co.id, Kamis (4/8).
Untuk merespons perubahan tersebut, Zenius menilai perlu mengoptimalkan seluruh aspek bisnis guna meningkatkan efisiensi. Salah satu caranya, melalui rasionalisasi jumlah tenaga kerja.
“Langkah ini harus diambil untuk dapat beradaptasi dengan situasi ekonomi saat ini. Dengan menyesuaikan jumlah tim menjadi lebih ramping,” tambah manajemen.
Pegawai yang terkena PHK akan mendapatkan pesangon sesuai dengan peraturan dan Undang-Undang yang berlaku di Indonesia.
“Zenius memahami bahwa ini adalah masa yang sulit bagi karyawan yang terkena dampak, sehingga perusahaan akan melanjutkan manfaat asuransi kesehatan mereka hingga 30 September, termasuk untuk anggota keluarga,” ujar manajemen.
Selain itu, Zenius memperpanjang layanan konseling kesehatan dengan konsultan pihak ketiga hingga 30 September. Startup ini berjanji akan membantu pekerja yang di PHK untuk menemukan pekerjaan baru dengan membagikan profil kepada perusahaan atau institusi pendidikan lain dengan persetujuan karyawan.
Startup pendidikan itu juga berfokus pada hybrid learning melalui jaringan New Primagama. Zenius memang mengakuisisi Primagama pada April.
“Bimbingan belajar di luar sekolah masih memiliki banyak ruang untuk tumbuh. Dengan penyelarasan ini, kami akan mengurangi pengeluaran di beberapa area,” kata CEO Zenius Rohan Monga dalam keterangan pers.
“Kami mengambil langkah ini untuk menyelaraskan kebutuhan pelanggan selama pandemi Covid-19,” tambah dia.
Sebelumnya, Zenius melakukan PHK terhadap lebih dari 200 karyawan pada Mei. Hal ini karena bisnis terkena dampak kondisi makro ekonomi yang dinamis.
“Supaya dapat beradaptasi dengan dinamisnya kondisi makro ekonomi yang memengaruhi industri, Zenius melakukan konsolidasi dan sinergi proses bisnis untuk memastikan keberlanjutan," kata perusahaan dalam keterangan resmi yang diterima oleh Katadata.co.id, pada Mei (24/5).