Startup Kendaraan Listrik Indonesia Meraih Pendanaan Rp 67 M

ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww.
Ilustrasi. Petugas memeriksa unit pengisian daya kendaraan listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) The Apurva Kempinski Bali, Badung, Bali, Selasa (30/8/2022).
Penulis: Lenny Septiani
Editor: Yuliawati
2/9/2022, 17.30 WIB

Startup electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik bernama Charged Indonesia meraih pendanaan sebesar US$ 4,5 juta atau sekitar Rp 67 miliar. Putaran pendanaan awal ini dipimpin oleh DeClout Ventures.

Charged Indonesia merupakan startup yang memproduksi dan mendistribusikan sepeda motor listrik yang baru berdiri tahun ini.

Perusahaan menawarkan tiga model sepeda motor listrik untuk memenuhi kebutuhan transportasi pribadi, logistik, armada perusahaan, dan layanan ride-hailing.

Dikutip dari Tech in Asia, Charged Indonesia ingin meluncurkan kompleks industri nol energi seluas 16.000 meter persegi di Jabodetabek. Charged Indonesia menjelaskan bahwa fasilitas seluas itu akan menjadi pusat penelitian dan pengembangan, pusat pengalaman dan rumah produksi.

Direktur komersial Charged Indonesia Stephanus Widi mengatakan bahwa Charged Indonesia berkomitmen untuk mendorong perubahan besar menuju penggunaan sepeda motor listrik. “Yang terjangkau, praktis, dan juga menarik bagi pengguna di Indonesia,” kata Stephanus.

CEO DeClout Ventures Lim Swee Yong mengatakan investasi di Charged Indonesia merupakan langkah strategis. Swee Yong menyebut bahwa ia melihat keselarasan yang kuat antara Charged Indonesia dan portofolio DeClout Ventures yang telah berinvestasi di bidang infrastruktur kota pintar (smart city), internet of things, dan teknologi bersih.

Di antara perusahaan rintisan yang diinvestasikan oleh DeClout Ventures adalah perusahaan perdagangan GUUD, penyedia solusi ICT Aegon, penyedia layanan greentech Arco dan Procurri, penyedia solusi hosting netral Dhost, dan penyedia solusi IoT Ascent Solutions.

Pemerintah memiliki ambisi untuk meningkatkan adopsi kendaraan listrik di Indonesia. Meski begitu, jumlah mobil listrik yang terjual di dalam negeri masih tergolong rendah hingga kini, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).

Pada 2019, Indonesia menjual kendaraan listrik berbasis baterai hibrida (plug-in hybrid electric vehicle/PHEV) sebanyak 25 unit dan kendaraan listrik hibrida (hybrid electric vehicle/HEV) sebanyak 787 unit.

Penjualan mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) baru tercatat pada 2020, sebanyak 125 unit. Lalu, PHEV terjual 8 unit dan HEV 1.191 unit pada tahun yang sama.

Pada 2021, penjualan BEV meningkat menjadi 687 unit, PHEV 46 unit, dan HEV 2.472 unit. Hingga Maret 2022, penjualan BEV tercatat sebanyak 64 unit, PHEV 10 unit, dan HEV 646 unit. Berikut grafik Databoks: 

Reporter: Lenny Septiani