Investor dan startup menilai sektor digital Indonesia tidak mengalami musim dingin. Namun, sektor digital di Indonesia mengalami musim dingin atau winter dalam mendapatkan investor.
Pemodal ventura berhati-hati dalam mengguyurkan modal mereka. Chief Investment Officer Mandiri Capital Indonesia Dennis Pratistha mengatakan sebelum memilih mendanai startup, mereka akan menganalisis founder, pengalaman, area bisnis, bisnis model, dan target pasarnya.
"Kami memeriksa bagaimana pendirian bisnisnya. Mengidentifikasi masalah adalah yang nomor satu, baik besar atau tidak," kata Dennis beberapa waktu lalu.
Dennis berpendapat jika sebuah startup hanya mengatasi masalah dalam lingkup yang kecil, misalnya sebatas kecamatan, tentu tidak akan menarik. "Lebih menarik mampu mengatasi masalah lingkup nasional, misal se-Indonesia," ujar Dennis.
Menurutnya, langkah awal startup adalah harus memastikan biaya dan membangun fokus bisnis. "Lakukan riset, sehingga dapat pasar yang cocok," kata dia.
Dia juga mengatakan startup harus menguji model bisnisnya, untuk memastikan bisnisnya diterima oleh pasar.
Venture Partner Init-6 Rexi Christopher mengatakan bahwa profit bukan hal utama yang dilihat investor.
"Yang kami lihat adalah founder," kata Rexi. Yakni bagaimana founder mengetahui bagaimana membangun bisnis sehingga dapat diterima oleh pasar.
Menurutnya, founder harus mengetahui besaran market, menguji bisnis ke target pasar sehingga mendapat pasar yang cocok. "Dan mereka harus tau bagaimana monetisasi produknya," ujar Rexi.
Dari unsur-unsur tersebut, Rexi mengatakan mereka dapat melihat penghasilan aktualnya. "Harus memfokuskan untuk mengeksekusi pasar sehingga mendapatkan target pasar yang cocok dan mendapat profit," kata dia.
Di Indonesia, setidaknya ada tujuh startup yang mengonfirmasi telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) per awal Juli. Mereka adalah TaniHub, Zenius, LinkAja, Pahamify, JD.ID, Mobile Premier League (MPL), dan Lummo. Zenius bahkan melakukan PHK dua kali awal tahun ini.
Partner East Ventures Melisa Irene mengatakan situasi ini merupakan siklus. Dia memperkirakan kondisi akan membaik seiring ekonomi Indonesia dalam situasi yang baik.
"Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia masih bertumbuh, kondisi makro baik, dan daya beli konsumen cukup baik," katanya.
Oleh karena itu, ia optimistis dana dari investor masih akan masuk ke Nusantara. Namun, penanam modal selektif dalam menyalurkan dananya.
Hal senada disampaikan oleh Ketua Asosiasi Modal Ventura Untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro pada Agustus. “Berkurangnya likuiditas menyebabkan investor lebih selektif untuk berinvestasi ke startup,” kata Eddi kepada Katadata.co.id, bulan lalu (5/8).