Shopee, Zenius, LinkAja PHK Tahun Ini, Faktor Ekonomi atau Internal?

shopee
Ilustrasi platform Shopee
Penulis: Desy Setyowati
20/9/2022, 11.18 WIB

Setidaknya ada delapan startup yang mengonfirmasi pemutusan hubungan kerja alias PHK di Indonesia tahun ini. Yang terbaru, Shopee. Apa penyebabnya?

Rerata dari startup yang melakukan PHK beralasan menggenjot efisiensi untuk mengoptimalkan keuntungan di tengah seretnya pendanaan. Namun, ada juga perusahaan rintisan yang disebut-sebut tidak bisa membayar gaji pegawai yakni UangTeman dan Fabelio.

Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira menyampaikan, keputusan itu merupakan langkah terakhir yang harus ditempuh. Sebelumnya, perusahaan melakukan penyesuaian melalui beberapa perubahan kebijakan bisnis.

“Kondisi ekonomi global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien. Ini merupakan keputusan yang sangat sulit,” kata Radynal dalam keterangan pers, Senin (19/9).

Ia menjelaskan, langkah efisiensi sejalan dengan fokus perusahaan secara global untuk mencapai kemandirian dan keberlanjutan. Keduanya merupakan komponen penting dalam menjalankan bisnis di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini.

“Perusahaan akan berfokus ke pertumbuhan bisnis yang mandiri dan berkelanjutan. Kami ingin memperkuat dan memastikan operasional perusahaan stabil di situasi ekonomi saat ini,” tambahnya.

Shopee membangun Kampus UMKM di Yogyakarta (Shopee)

Bos Shopee Rela Tidak Digaji

CEO induk Shopee yakni Sea Ltd Forrest Li mengatakan, para petinggi tidak akan mengambil kompensasi tunai. “Ini berlaku sampai perusahaan mencapai swasembada,” kata dia dalam memo internal 1.000 kata kepada staf, dikutip dari VulcanPost.

Induk Shopee itu juga memangkas biaya perjalanan bisnis, dengan biaya makan dibatasi hingga US$ 30 per hari. Sedangkan biaya menginap di hotel dibatasi US$ 150 per malam.

Perusahaan juga memotong penggantian untuk tagihan makan dan hiburan.

Li mencatat bahwa Sea Ltd berjuang di era kenaikan suku bunga acuan saat ini.

Selain itu, inflasi melonjak dan pasar bergejolak. “Badai ini belum lewat,” kata dia. “Kemungkinan akan bertahan hingga jangka menengah.”

Valuasi induk Shopee tersebut anjlok dari di atas US$ 200 miliar pada Oktober lalu 2021 menjadi hanya US$ 27 miliar. Tahun lalu, bisnis Sea Ltd didukung oleh layanan gim dan e-commerce.

Li menyampaikan, investor beralih ke investasi yang aman di tengah situasi ekonomi sekarang ini. Sea Ltd pun berfokus mencapai arus kas positif sesegera mungkin, supaya bisa bertahan 12 sampai 18 bulan ke depan.

“Satu-satunya cara bagi kami untuk membebaskan diri dari ketergantungan pada modal eksternal adalah menjadi mandiri, menghasilkan cukup uang untuk semua kebutuhan dan proyek kami sendiri,” ujar dia.

Alasan Zenius 2 Kali PHK Tahun Ini

Startup pendidikan Zenius bahkan dua kali melakukan PHK tahun ini. Zenius memecat lebih dari 200 karyawan pada Mei.

Lalu, Zenius kembali melakukan PHK pada Agustus dengan jumlah pegawai yang tidak disebutkan. “Ini karena perubahan kondisi makro ekonomi dan perilaku konsumen,” kata manajemen kepada Katadata.co.id, pada Agustus (4/8).

“Zenius perlu menyelaraskan dan memprioritaskan kembali organisasi untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan jangka panjang,” tambah manajemen.

Untuk merespons perubahan tersebut, Zenius menilai perlu mengoptimalkan seluruh aspek bisnis guna meningkatkan efisiensi. Salah satu caranya, melalui rasionalisasi jumlah tenaga kerja.

“Langkah ini harus diambil untuk dapat beradaptasi dengan situasi ekonomi saat ini. Dengan menyesuaikan jumlah tim menjadi lebih ramping,” tambah manajemen.

Penyebab Tanihub dan LinkAja PHK Pegawai

Pada Februari, TaniHub menghentikan operasional dua warehouse atau pergudangan yakni di Bandung dan Bali. Startup pertanian ini juga melakukan PHK karyawan.

Senior Corporate Communication Manager TaniHub Group Bhisma Adinaya menjelaskan, perusahaan ingin mempertajam fokus bisnis. Caranya, dengan meningkatkan pertumbuhan melalui kegiatan Business to Business (B2B) seperti hotel, restoran, kafe, modern trade, general trade, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta mitra strategis.

“Nantinya, serapan hasil panen petani semakin membesar. Dengan demikian, kami menghentikan juga kegiatan berkaitan dengan Business to Costumer (B2C) atau yang melayani konsumen rumah tangga,” ujar Bhisma kepada Katadata.co.id, pada Februari (26/2).

TaniHub Group memiliki layanan TaniHub e-commerce, TaniSupply, dan teknologi finansial pinjaman (fintech lending) TaniFund.

Startup pertanian itu mencatatkan peningkatan pendapatan kotor 639% secara tahunan (year on year/yoy) pada 2020. Hal ini karena permintaan layanan meningkat selama pandemi corona, khususnya dari konsumen rumah tangga atau B2C.

Namun kemudian, TaniHub memutuskan untuk melepas bisnis B2C di saat kasus harian virus corona terus menurun.

platform tanihub (Google Play Store)

Sedangkan Head of Corporate Secretary Group LinkAja Reka Sadewo mengatakan, PHK dilakukan perusahaan untuk penyesuaian bisnis. Startup ini berupaya memastikan pertumbuhan perusahaan yang sehat, positif dan optimal.

"Penyesuaian organisasi ini dilakukan atas dasar relevansi fungsi sumber daya manusia (SDM) pada kebutuhan dan fokus bisnis perusahaan saat ini," kata Reka kepada Katadata.co.id, pada Mei (25/5).

UangTeman dan Fabelio Kesulitan Bayar Gaji Pegawai

Selain PHK, dua startup yakni UangTeman dan Fabelio disebut-sebut kesulitan membayarkan gaji pegawai. Perusahaan rintisan teknologi finansial pembiayaan (fintech lending) UangTeman dicabut izinnya oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

UangTeman disebut-sebut belum membayarkan gaji dan pajak penghasilan alias PPh karyawan sejak akhir 2020. Asuransi ketenagakerjaan dan kesehatan pun belum dibayarkan.

uangteman (Instagram/@uangteman)

Kemudian, startup di bidang furnitur Fabelio juga disebut-sebut belum membayarkan gaji karyawan sejak September 2021. Pengguna Change.org atas nama karyawan pun membuat petisi di Change.org.

Fabelio (Fabelio)
Reporter: Lenny Septiani