Startup Tanda Tangan Digital Indonesia PrivyID Ekspansi ke Australia

Katadata/Desy Setyowati
CEO & Founder PrivyID Marshall Pribadi di Yogyakarta, pada 2018.
Penulis: Lenny Septiani
16/12/2022, 17.29 WIB

Sebelumnya, PrivyID meraih pendanaan seri C US$ 48 juta atau sekitar Rp 744 miliar bulan lalu. Dana ini diperoleh dari anak usaha Telkom yakni MDI Ventures dan Telkomsel Mitra Inovasi (TMI).

Investor lain yang berpartisipasi yakni dua investor asal Amerika Serikat (AS) yakni KKR dan GGV Capital. Singtel Innov8 asal Singapura juga menjadi salah satu investor baru.

KKR atau Kohlberg Kravis Roberts & Co. merupakan perusahaan investasi asal Amerika. Sedangkan GGV Capital adalah perusahaan modal ventura.

PrivyID berencana menggunakan dana segar itu untuk memberikan penawaran baru. Selain itu, memperkuat fondasi untuk ekspansi ke luar negeri.

“Partisipasi mereka (investor) dalam pendanaan terbaru ini, di samping dukungan berkelanjutan, merupakan bukti kemajuan yang kami buat,” kata Marshall dikutip dari Fintech News Singapore, bulan lalu (14/11).

PrivyID memiliki lebih dari 30 juta pengguna terverifikasi dan 1.800 konsumen perusahaan. Startup ini memproses lebih dari 40 juta tanda tangan digital per tahun.

Startup itu memperoleh pendanaan seri B US$ 17,5 juta atau sekitar Rp 247 miliar pada Oktober 2021. Pendanaan ini dipimpin oleh perusahaan modal ventura GGV Capital.

Investor lain yang berpartisipasi yakni Endeavour Catalyst, Buana Sejahtera Group, MDI Ventures, TMI, Mandiri Capital, dan Gunung Sewu Group.

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani