Tren PHK karyawan startup di Indonesia telah berlangsung sejak tahun lalu. Terbaru, startup pendidikan Zenius yang melakukan PHK untuk ketiga kalinya sejak 2022, dan startup jual beli mobil bekas Moladin yang mem-PHK 360 orang karyawannya.
Co-Founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca mengatakan bahwa PHK bukanlah sebuah tren melainkan penyesuaian terhadap kondisi ekonomi global. “Ekonomi naik turun, sekarang siklusnya lagi berbeda ya terjadi perubahan,” ujarnya di Senayan, Rabu (1/ 3).
Belum lama ini Zenius mem-PHK karyawannya sebanyak 30 orang. Sebelumnya Zenius mem-PHK lebih dari 200 karyawan pada Mei 2022, dan juga pada Agustus 2022 namun tidak diketahui berapa orang.
“PHK dilakukan karena iklim ekonomi saat ini menciptakan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi startup di seluruh dunia. Zenius harus menyelaraskan dan memprioritaskan ulang organisasi untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan jangka panjang,” kata perusahaan dalam keterangan pers, Selasa (28/2).
“Untuk mencapai tujuan mencapai arus kas positif dan memastikan keberlanjutan bisnis, Zenius harus membuat beberapa keputusan sulit yang secara langsung akan mempengaruhi karyawan,” tambah perusahaan.
Startup pendidikan itu tengah berfokus mengoptimalkan semua aspek bisnis guna meningkatkan efisiensi, termasuk pengurangan tenaga kerja.
Sesuai hukum dan peraturan di Indonesia, pegawai yang terkena PHK akan mendapatkan pesangon. Selain itu, meneruskan manfaat asuransi dan menyediakan layanan konseling kesehatan hingga 30 Maret.
“Zenius memahami ini masa yang sulit bagi orang-orang yang terkena dampak, sehingga perusahaan akan melanjutkan manfaat asuransi kesehatan sampai 30 Maret, termasuk untuk anggota keluarga mereka,” ujar perusahaan.
Adapun Moladin mem-PHK 360 karyawan atau 11% dari total. Salah seorang karyawan Moladin menyampaikan, PHK disampaikan melalui town hall selama lima hingga 10 menit. Sedangkan peraturan menyebutkan, surat pemberitahuan pemberhentian harus diberikan minimal 14 hari sebelum PHK.
"Sebelum townhall, tidak ada informasi soal PHK," kata salah satu pegawai Moladin kepada Katadata.co.id. “Tapi perusahaan menjanjikan kompensasi sesuai Undang-undang (UU), penggantian hak cuti, dan THR pro rata".
Co-Founder sekaligus Managing Partner di Ideosource dan Gayo Capital Edward Ismawan Chamdani menilai ada beberapa penyebab raksasa teknologi dan startup PHK, baik faktor eksternal atau internal.
“Bisa karena product market fit (PMF) yang belum pas, sehingga penyesuaian harus dilakukan sampai ke level pekerja yang notabene eksekutornya,” kata Edward kepada Katadata.co.id, Senin (13/2).
Product Plan mendefinisikan product-market fit sebagai konsep atau skenario ketika para pelanggan suatu perusahaan mau membeli, menggunakan, dan menyebarkan informasi tentang suatu produk.
Jika itu terjadi pada banyak pelanggan suatu bisnis, maka akan mampu mendukung pertumbuhan perusahaan dan meningkatkan keuntungan.
Riset CB Insights juga menunjukkan bahwa 42% startup gagal karena tidak berhasil menemukan product-market fit. Sedangkan faktor eksternal yakni bisa berupa harga saham anjlok. “Akhir-akhir ini, kebanyakan di hampir semua perusahaan teknologi global karena harga saham rontok,” tambah Edward.
Ketua Asosiasi Modal Ventura Untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro menyebutkan beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab raksasa teknologi dan startup merekrut pekerja besar-besaran, di antaranya:
- Salah data;
- Terlalu ambisius dalam ekspansi;
- Ikut-ikutan pesaing.
Berkaca pada kondisi masifnya raksasa teknologi dan startup PHK setelah merekrut pekerja besar-besaran, Eddi menyarankan kepada pendiri belajar untuk lebih berhari-hati mengelola dana. “Utamanya setelah terima pendanaan,” katanya kepada Katadata.co.id, Jumat (10/2).