Open finance merupakan sektor baru di bisnis finansial. Potensi pasar industri ini di Indonesia diperkirakan US$ 2 miliar atau sekitar Rp 31 triliun.
Angka tersebut memperhitungkan total pendapatan tahunan dari empat kasus penggunaan umum untuk Open Finance, yakni account aggregation, verifikasi, peringkat kredit alias credit scoring, dan pembayaran otomatis.
Berdasarkan laman resmi Finantier, open finance adalah proses pemisahan data dan layanan finansial untuk memungkinkan perusahaan dan konsumen memanfaatkan data mereka secara aman serta mendapatkan gambaran yang lebih jelas terkait jejak finansial individu.
“Open banking adalah bagian dari open finance,” ujar Founder sekaligus COO Ayoconnect Chiragh Kirpalani dalam panel diskusi Navigating Indonesia's Open Economy: Cultivating Collaborations for a Forward-Looking Ecosystem acara Open Finance Summit 2023 di Jakarta, Rabu (21/6).
Dalam open banking, bank membuka platform mereka untuk ekosistem pihak ketiga menggunakan Antarmuka Pemrograman Aplikasi alias Application Programming Interface (API).
Account aggregation misalnya, menyediakan profil finansial nasabah dengan mengumpulkan dan mengintegrasikan data keuangan dan data alternatif milik nasabah.
“Para enabler seperti kami memfasilitasi inklusi dengan bermitra dan menyatukan ekosistem ini,” kata Chiragh. “Ini memungkinkan API mereka digunakan dalam aplikasi pihak ketiga.”
Menurutnya, open finance memiliki peran strategis dalam digitalisasi di Asia Tenggara khususnya di Indonesia. Sebab, beragam sektor termasuk industri keuangan dan konsumen semakin cerdas dan membutuhkan kenyamanan melalui layanan digital.
"Open finance memungkinkan rangkaian produk dan layanan keuangan yang jauh lebih besar dengan penawaran yang lebih fleksibel, solusi pembayaran yang efisien," katanya. Namun, yang terpenting menjadi layanan alternatif untuk pasar yang kurang terlayani atau unbankable population.
Berdasarkan laporan riset hasil kolaborasi Katadata Insight Center (KIC) dan Finantier yang bertajuk Open Finance Deep Dive Report, lembaga keuangan yang berpeluang besar menerapkan account aggregation adalah perbankan, dengan nilai potensi pasar mencapai US$92 juta pada 2022.
Rincian potensi pasar open finance di Indonesia dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:
Beberapa pemain di sektor ini di antaranya Ayoconnect, Finverse, Finantier, Brankas, dan Brick yang berbasis di Indonesia.