Startup Ula yang disuntik oleh modal ventura milik Jeff Bezos. pada 2021, kini menutup layanan dan beralih bisnis. Perusahaan rintisan ini juga melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK karyawan dua kali.
Ula menutup sementara operasional pengiriman dan pemesanan per 1 Oktober. “Kami sedang mengevaluasi kualitas jasa untuk persiapan inovasi,” kata Ula melalui Instagram pada September.
Startup Ula pun mengumumkan keluar dari bisnis distribusi barang FMCG. FMCG atau fast moving consumer goods adalah produk yang dapat terjual secara cepat dengan harga relatif murah, dan biasanya merupakan kebutuhan sehari-hari seperti minuman ringan, kosmetik perawatan tubuh, dan barang kelontong.
Sementara startup Ula menyasar pemilik warung atau UMKM. Layanannya yakni:
- Membeli barang FMCG untuk stok
- Memantau ketersediaan produk
- Memperbanyak opsi pembayaran bagi penjual
Namun startup Ula memutuskan untuk keluar dari bisnis distribusi FMCG tersebut. “Kami memutuskan untuk beralih,” kata perusahaan dalam laman resmi, pada Oktober (3/10).
“Kami memulai perjalanan Ula dengan mimpi mengubah perdagangan Business to Business atau B2B,” katanya. “Saat dunia bergulat dengan dampak Covid, kami menciptakan platform distribusi komprehensif untuk mengirimkan barang kebutuhan sehari-hari ketika penyedia lain tidak menentu atau tak tersedia.”
Ula mengklaim layanannya menyediakan pengiriman dengan beragam pilihan dan harga menarik untuk pengecer terkecil di Indonesia. Sekaligus, melayani pengecer di lingkungan sekitar dan memberikan peluang untuk berekspansi ke inti perdagangan lingkungan sekitar.
Upaya tersebut awalnya membuahkan hasil.
Namun kini, “kami harus mengkalibrasi ulang fokus terhadap keberlanjutan ekonomi jangka panjang,” katanya.
Sebab, skala dan kompleksitas model distribusi berbasis inventaris memerlukan tingkat investasi yang terbukti menantang, terutama di tengah lesunya ekonomi digital.
Akibatnya, Ula melakukan PHK terhadap karyawan. Namun, perusahaan tidak menyebutkan jumlah pegawai yang terkena dampak.
Startup Ula memberikan dukungan kepada pekerja yang di-PHK, berupa:
- Pesangon yang adil sesuai dengan persyaratan hukum setempat masing-masing
- Dukungan karier: Panduan membuat daftar riwayat hidup dan memanfaatkan jaringan Ula untuk menemukan langkah pegawai selanjutnya
- Bantuan imigrasi bagi pemegang visa
- Percakapan individu 1-1 akan dijadwalkan untuk membahas detail soal PHK
Tahun lalu, Ula PHK 134 karyawan atau sekitar 23 % perusahaan. Karyawan yang terdampak berasal dari semua departemen.
Ula menyampaikan, peralihan bisnis dan PHK bertujuan meningkatkan skala bisnis perusahaan dengan memanfaatkan teknologi. Selain itu, menggenjot margin dan efisiensi modal.
Pada Oktober 2021, startup Ula mengumpulkan pendanaan seri B US$ 87 juta atau sekitar Rp 1,24 triliun. Investasi ini dipimpin oleh Prosus Ventures, Tencent, dan B-Capital.
Investor lain yang berpartisipasi yakni Bezos Expeditions milik orang terkaya kedua di dunia menurut Bloomberg yakni Jeff Bezos. Selain itu, ada beberapa penanam modal di Asia Tenggara yang berpartisipasi yakni investor Gojek, Northstar Group, AC Ventures, dan Citius.
Investor terdahulu seperti Lightspeed India, Sequoia Capital India, Quona Capital, dan Alter Global juga turut serta.