Saingi WhatsApp, Telegram Galang Modal Rp 5,19 Triliun

Unsplash
Ikon Telegram
Penulis: Lenny Septiani
Editor: Yuliawati
20/3/2024, 12.53 WIB

Telegram menggalang modal senilai US$ 330 juta atau sekitar Rp 5,18 triliun lewat penjualan obligasi. Perusahaan menargetkan untung dan melantai di bursa saham.

Pesaing WhatsApp, Telegram, menggalang modal senilai US$ 330 juta atau sekitar Rp 5,19 triliun lewat penjualan obligasi.

“Minggu lalu, kami menerbitkan obligasi senilai $330 juta untuk memastikan Telegram dapat terus berkembang dengan cepat,” kata CEO Telegram, Pavel Durov melalui kanal siaran di Telegram, Selasa (19/3).

Durov menyatakan obligasi yang ditawar Telegram diburu oleh investor sehingga banjir penawaran (oversubscribed). Persyaratan obligasi tersebut, lanjutnya, juga menguntungkan untuk Telegram.

Durov mengatakan penawaran obligasi dari Telegram ini diburu oleh investor sehingga mengalami kelebihan permintaan. “Kami sangat senang mendapatkan dana global berkaliber tertinggi dengan reputasi sempurna sebagai partisipan,” ujar dia.

Ia menilai persyaratan obligasi, jika disesuaikan dengan suku bunga Federal Reserve, juga menguntungkan bagi Telegram dalam sejarah perusahaan.

Ia tidak menyebutkan nama institusi yang berinvestasi pada Telegram. Namun, “meningkatnya permintaan obligasi kami menunjukkan bahwa lembaga keuangan global menghargai pertumbuhan audiens dan monetisasi Telegram,” Durov menambahkan.

Menurutnya, langkah ini akan memperkuat posisi Telegram sebagai platform independen yang mampu menantang para "Goliath" di industri ini.

Dalam wawancara dengan Financial Times pekan lalu, Durov mengatakan bahwa Telegram menargetkan untuk meraih keuntungan tahun depan. Selain itu, Telegram sedang menjajaki opsi untuk go public atau melantai di bursa.

“Alasan utama kami mulai melakukan monetisasi adalah karena kami ingin tetap independen. Secara umum, kami melihat nilai dalam (IPO) sebagai sarana untuk mendemokratisasi akses terhadap nilai Telegram,” katanya (11/3).

Telegram mencatat memiliki 900 juta pengguna aktif bulanan, naik dari 500 juta pengguna pada awal 2021.

Durov menyatakan Telegram yang berbasis di Dubai berkembang menjadi salah satu aplikasi media sosial terpopuler di dunia dan menghasilkan pendapatan ratusan juta dolar setelah memperkenalkan iklan dan layanan berlangganan premium dua tahun yang lalu.

Menurut analisis Sensor Tower, WhatsApp yang dimiliki oleh Meta, memiliki 1,8 miliar pengguna aktif bulanan.

Reporter: Lenny Septiani