Royal Group Indonesia dan East Ventures menyuntik modal startup bioteknologi PathGen Diagnostik Teknologi. Startup ini menguji genetik molekuler untuk berbagai jenis kanker, seperti kanker kolorektal, paru-paru, serviks, dan nasofaring.
Nilai pendanaan dari Royal Group Indonesia dan East Ventures tidak disebutkan. Dana segar ini akan digunakan untuk penelitian dan pengembangan alias R&D, pemanfaatan teknologi, perluasan pasar, dan lainnya.
Royal Group Indonesia merupakan perusahaan multi industri yang bergerak di bidang health service provider, konsultan pendidikan internasional, suplier obat-obatan, pertambangan, industri obat herbal, stationary store, dan sebagainya.
Co-Founder sekaligus Chief Executive Officer PathGen Susanti menyampaikan, deteksi penyakit secara dini dan akses terhadap pengobatan yang lebih presisi merupakan hal krusial untuk mencegah terjadinya komplikasi kesehatan. Namun belum semua orang bisa melakukannya.
Oleh karena itu, PathGen hadir dengan visi mendemokratisasikan solusi genomik di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dengan menyediakan alat diagnostik molekuler yang terjangkau untuk mendeteksi kanker dan berbagai penyakit lainnya di Indonesia.
Mengutip dari WHO, lebih dari 90% negara berpendapatan tinggi memiliki sumber daya yang memadai untuk pengobatan kanker. Sementara itu, kurang dari 15% negara berpendapatan rendah yang memiliki sumber daya serupa.
Indonesia misalnya, hanya 18% fasilitas kesehatan yang memiliki akses terhadap tes kanker molekuler. Hal ini karena biaya yang mahal, kompleksitas tes, serta keterbatasan kapasitas manusia dan laboratorium.
Sebagai solusinya, PathGen menyediakan solusi diagnostik molekuler yang dapat diakses dan diandalkan untuk mengidentifikasi risiko berdasarkan riwayat keluarga, menentukan prognosis, dan memprediksi respons pengobatan.
Startup PathGen mengembangkan serangkaian alat pengujian genetik molekuler untuk berbagai jenis kanker, seperti kanker kolorektal, paru-paru, serviks, dan nasofaring. Untuk memfasilitasi pengujian yang lancar dan meningkatkan adopsi di pasar Indonesia, alat tes ini sebagian besar akan berbasis PCR.
Pendekatan tersebut memanfaatkan instrumen PCR di Indonesia yang melimpah akibat pandemi Covid-19. Dengan memanfaatkan teknologi PCR, PathGen bertujuan memberikan solusi pengujian komprehensif yang layak baik secara teknis dan finansial dengan infrastruktur yang ada dan mempertimbangkan kendala harga di pasar Indonesia.
PathGen juga mengembangkan diagnostik molekuler melalui pengembangan teknologi mutakhir seperti Next-generation sequencing atau NGS untuk kanker dan penyakit lainnya.
Susanti menyampaikan, NGS telah merevolusi genomik yang memungkinkan analisis genom berukuran besar secara cepat dan hemat biaya. Pada saat yang bersamaan, memfasilitasi pembuatan profil penyakit secara komprehensif.
Pendekatan itu mengidentifikasi varian genetik yang berkaitan dengan respons dan metabolisme obat, sehingga dapat menghasilkan pengobatan yang terpersonalisasi dengan mengoptimalkan pemilihan dan dosis obat untuk setiap pasien.
Selain itu, startup PathGen berinovasi dengan patologi digital dan platform AI untuk meningkatkan akurasi dan presisi diagnostik.
“Di East Ventures, kami yakin akan potensi teknologi genomik untuk merevolusi sistem dan infrastruktur layanan kesehatan di Indonesia, terutama untuk mendapatkan berbagai manfaat dari deteksi dini penyakit dan pengobatan presisi,” kata Co-Founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca.
“Kami yakin bahwa investasi ini tidak hanya mendorong inovasi, tetapi juga memperkuat kemampuan Indonesia untuk meningkatkan dan menciptakan luaran klinis yang positif,” Willson menambahkan.
Pemegang Saham Royal Group Indonesia Irawan Mulyadi menyampaikan, perusahaan akan membawa ahli korporasi dan bisnis ke PathGen. Ini untuk memastikan pertumbuhan usaha yang berkelanjutan dan berdampak.
“Kolaborasi dengan East Ventures akan memungkinkan kami menggabungkan kekuatan dan kemampuan untuk melanjutkan terobosan inovasi di bidang kesehatan," kata Irwan.
Startup PathGen yang berdiri pada 2020 mencatatkan beberapa pencapaian. Salah satunya, kemitraan strategis dengan perusahaan bioteknologi, BioFarma untuk memproduksi dan mendistribusikan produk perdana BioColoMelt-Dx.
BioColoMelt-Dx merupakan alat diagnostik molekuler untuk kanker kolorektal. Pada 2022, produk ini diluncurkan sebagai kit diagnostik molekuler pertama di Indonesia yang sudah teruji dan diproduksi secara lokal.
Saat ini, BioColoMelt-Dx tersedia di rumah sakit kanker besar di Indonesia, antara lain Pusat Kanker Dharmais dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
Susanti juga meraih penghargaan ‘Early-career Entrepreneur of the Year’ pada Innovation and Entrepreneurship Awards 2022 oleh Cancer Research Horizon, bagian translasi dan inovasi dari Cancer Research UK.
Ia juga menerima Penghargaan Inovator Bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan dari Kementerian Kesehatan pada 2022, serta Penghargaan Muhammadiyah Kategori Sains dan Teknologi pada 2021.