Aplikasi Plans menggunakan teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) untuk membantu perempuan mengecek kesehatan reproduksi. Fitur yang ada di dalamnya termasuk memantau siklus menstruasi, masa subur, dan chatbot yang dipersonalisasi.
PLans memberikan solusi personal berdasarkan data yang menggabungkan rekomendasi medis dengan gejala harian dan kondisi kesehatan reproduksi. Setiap perempuan dapat mengakses informasi, pengetahuan dan layanan kesehatan reproduksi melalui aplikasi ini.
CEO Plans Sastya Wardani bercerita, banyak anggota keluarga dan sahabatnya maupun Co-founder Plans Sandy Tantra yang mengalami gangguan kesehatan reproduksi yang berujung ke kondisi yang akut, seperti infertility, PCOS, angkat rahim, dan kelainan kromosom janin.
“Kami menemukan data dari riset Milli.eu*, bahwa 85% perempuan di Asia Tenggara mengaku tidak mempunyai pengetahuan maupun akses ke resources tentang kesehatan reproduksi,” kata Sastya dalam acara media dan kreator gathering di Jakarta, akhir pekan lalu (21/4).
“Padahal di era internet seperti sekarang ini, akses terhadap informasi ini seharusnya terbuka selebar-lebarnya. Akan tetapi, karena di sekolah ataupun di rumah tidak diajarkan atau diinformasikan, mereka tidak tahu bahwa kesehatan reproduksi adalah hal yang sangat penting,” Sastya menambahkan.
Oleh karena itu, Sastya dan Sandy menciptakan aplikasi manajemen kesehatan reproduksi. Fitur aplikasi PLans, antara lain:
- Pencatatan (tracker) siklus dan kondisi menstruasi
- Prediksi masa subur untuk perencanaan keluarga
- Akses informasi dan pengetahuan lewat chat berbasis AI
- Panduan layanan yang dipersonalisasi dari tenaga kesehatan yang profesional
- Direktori layanan dan fasilitas kesehatan reproduksi yang komprehensif dari 150 klinik dan rumah sakit.
AI di aplikasi PLans dapat menghubungkan setiap perempuan Indonesia dengan tenaga kesehatan dan layanan kesehatan yang sesuai dan dipersonalisasi.
“Aplikasi PLans membantu tenaga kesehatan mendapatkan informasi kondisi pasien secara historis dan lebih komprehensif, sehingga tindakan ataupun saran medis yang diberikan dapat lebih efektif dan tepat sasaran,” ujar Health Practitioner dr. Florencia Adeline.
“Pasien biasanya tidak ingat kondisi menstruasi mereka lebih dari dua bulan ke belakang. Padahal untuk menghasilkan diagnosa dan penanganan yang tepat, kami perlu data ini,” ia menambahkan.
Plans sudah bekerja sama dengan lebih dari 150 klinik dan rumah sakit di 15 kota di Indonesia, Malaysia dan Thailand. Startup ini berkomitmen untuk terus mengembangkan fitur dan layanan kesehatan.