Grab mencatatkan rugi dua kuartal berturut-turut setelah mencatatkan untung untuk pertama kali pada kuartal akhir 2023. Meski begitu, kerugian menurun dibandingkan periode sama tahun lalu.

Pesaing Gojek itu mencatatkan untung US$ 11 juta pada kuartal IV 2023 untuk pertama kalinya sejak perusahaan berdiri pada Juni 2012. Tetapi kemudian, Grab merugi US$ 115 juta pada kuartal I dan US$ 68 juta pada kuartal II 2024.

Rincian kinerja Grab selama kuartal II 2024 dengan perhitungan secara tahunan atau year on year (yoy) sebagai berikut:

  • Pendapatan naik 17% menjadi US$ 664 juta, yang terdiri dari:
  1. Layanan pengiriman seperti GrabFood dan GrabExpress naik 11% menjadi US$ 356 juta
  2. Mobilitas seperti GrabBike dan GrabCar naik 19% menjadi US$ 247 juta
  3. Keuangan naik 54% menjadi US$ 60 juta
  • Kerugian operasional membaik 68% menjadi negatif US$ 56 juta
  • Kerugian keseluruhan membaik 54% menjadi minus US$ 68 juta
  • Total segmen laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA yang disesuaikan naik 84% menjadi US$ 148 juta, yang terdiri dari:
  1. Layanan pengiriman naik 331% menjadi US$ 42 juta
  2. Mobilitas naik 14% menjadi US$ 129 juta
  3. Keuangan naik 44% menjadi minus US$ 24 juta
  • EBITDA yang disesuaikan membaik dari minus US$ 17 juta menjadi positif US$ 64 juta
  • Nilai transaksi bruto alias gross merchandise value (GMV) sesuai permintaan naik 13% menjadi US$ 4,434 miliar, yang terdiri dari:
  1. Layanan pengiriman naik 9% menjadi US$ 2,85 miliar
  2. Mobilitas naik 20% US$ 1,584 miliar
  • Transaksi pengguna bulanan alias monthly transaction user (MTU) naik 17% menjadi 40,9 juta
  • MTU sesuai permintaan naik 19% menjadi 36,7 juta
  • GMV sesuai permintaan per MTU turun 6% menjadi US$ 121
  • Portofolio pinjaman yang disalurkan lewat layanan keuangan naik 71% menjadi US$ 397 juta

“Kerugian operasional pada kuartal kedua menurun terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan dan penurunan biaya restrukturisasi,” kata Grab dalam keterangan pers, pekan lalu (15/8).

Sementara itu, kerugian keseluruhan menurun karena EBITDA yang disesuaikan naik yang sebagian diimbangi oleh peningkatan beban pajak penghasilan.

“Kerugian kami pada kuartal tersebut mencakup US$ 82 juta dalam beban kompensasi berbasis saham non-tunai,” kata Grab.