Startup Smartick akan menyediakan layanan dengan metode pembelajaran matematika yang disediakan lebih dulu di Spanyol dan Amerika ke Indonesia. Perusahaan rintisan ini memperoleh investasi dari pendiri Bukalapak Achmad Zaky melalui Achmad Zaky Foundation (AZF) .
Metode pembelajaran Smartick telah dikembangkan di Spanyol dan Amerika Serikat. Platform Smartick menawarkan penggabungan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) untuk memenuhi kebutuhan belajar anak-anak yang unik dan menggunakan beberapa elemen gamifikasi.
Smartick Indonesia mengusung konsep yang tidak jauh berbeda, namun disesuaikan dengan kompetensi dan kebutuhan belajar matematika anak Indonesia.
Menurut Pendiri sekaligus CEO Smartick Indonesia Galih Sulistyaningra, anak-anak di Indonesia cenderung antipati terhadap hitung-menghitung. Oleh karena itu, startup ini mengembangkan layanan aplikasi yang menyederhanakan pembelajaran matematika bagi anak usia 4–14 tahun.
Pengembangan platform turut melibatkan para pengajar dan pengamat kurikulum di Indonesia untuk menyesuaikan kebutuhan ini.
Layanan dan fitur yang disediakan oleh startup Smartick di antaranya:
- Gamifikasi dan pengalaman belajar yang adaptif
- Pembelajaran yang dipersonalisasi: Smartick memiliki kemampuan untuk merangkul anak-anak dengan kebutuhan khusus.
- Pendekatan holistik dengan memupuk rasa percaya diri anak terhadpa matematika
- Fitur pemantauan yang memungkinkan orang tua melihat grafik perkembangan anak secara detail
- Layanan tambahan seperti program tematik yang mengintegrasikan matematika dalam kegiatan hiburan, playdate di akhir pekan, serta sesi mentorship dan konseling.
Smartick menawarkan langganan berbayar. Pengguna akan mendapatkan akses gratis untuk uji coba selama tujuh hari.
Layanan Smartick akan tersedia di Indonesia pada akhir tahun ini. “Kami mau mengajak anak melihat matematika sebagai perjalanan, bukan perlombaan,” kata Galih di Jakarta Selatan, Selasa (8/10).