Wakil Menteri Komunikasi dan Digital atau Komdigi, Nezar Patria, mengatakan pemerintah tengah membangun badan yang khusus menggarap startup di Indonesia. Badan khusus ini bakal melibatkan berbagai kementerian hingga lembaga lainnya.
“Kami berpikir untuk menggagas satu council untuk mensupervisi pertumbuhan startup dan memperkuat ekosistem digital. Mungkin kami bilang semacam Indonesia Digital Entrepreneurship Council, seperti itu,” ujar Nezar dalam konferensi pers Next Billion Ecosystem Festival atau Nex-BE Fest, Jakarta, Selasa (5/12).
Komdigi tengah berkomunikasi dengan berbagai kementerian. Mulai dari Kementerian Perindustrian, Kementerian BUMN, hingga Kementerian Perdagangan. Selain itu, mereka bakal melibatkan Badan Riset dan Inovasi Nasional alias BRIN. Alasannya adalah sulitnya mencocokkan startup dan proyek nasional untuk riset.
“Jadi, kita masih agak tertinggal soal riset dan pengembangan, ini yang dilihat lembaga internasional terhadap kondisi yang ada di Indoensia. Ini memang harus kita perkuat agar ke depannya kita bisa lebih mandiri, lebih berdaulat dalam hal teknologi,” ujarnya.
Ia mencontohkan negara tetangga sudah melakukan hal serupa. Malaysia sudah membangun Johor Bahru sejak 20 tahun lalu sedangkan Vietnam sudah membangun startup dari 10–15 tahun.
Johor Bahru merupakan salah satu pusat ekonomi di Johor dan menjadi bagian koridor pengembangan Iskandar Malaysia. Koridor Iskandar Malaysia ini sudah dibangun sejak 8 November 2006 dan ada lima pemerintah daerah dalam kawasan ini. Mulai dari Johor Bahru, Iskandar Puteri, Pasir Gudang, Kulai, dan Pontian.
Selain itu, Johor Bahru juga menjadi satu dari tiga daerah di Malaysia yang menjadi fokus pembangunan pusat data. Selain itu ada Kuala Lumpur dan Cyberjaya. Dari catatan HSBC, investasi digital Malaysia pada semester satu 2023 meningkat 273% dibanding periode yang sama di tahun lalu. Peningkatan ini diperkirakan bisa memperluas pendapatan ekonomi digital hingga RM 275 juta atau setara 16% PDB negara pada 2025.
“Saya kira kita harus komitmen dalam soal ini dan belum terlambat, saya kira, karena sumber daya yang kita miliki jauh lebih besar,” ujar Nezar.