Pengemudi ojol dua kali menggelar demo bulan ini, terkait Tunjangan Hari Raya atau THR, status kemitraan, dan biaya aplikasi. Startup penyedia layanan taksi dan ojek online asal Yakutsk, Siberia, inDrive menyampaikan perusahaan hanya mengenakan biaya 10% - 11% kepada mitra.
Presiden inDrive Mark Loughran mengatakan perusahaan akan melakukan audit bersama Kementerian Ketenagakerjaan atau Kemenaker terkait THR. “Ini untuk memastikan aturan yang diterapkan dapat memberikan manfaat dan dampak positif bagi aplikator maupun komunitas driver,” kata dia dalam Media Meeting, di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (26/2).
Ia menegaskan inDrive memberikan kebebasan penuh kepada mitra pengemudi taksi dan ojek online alias ojol. Sistem yang ditawarkan di antaranya adalah:
- Kontrol Harga: Pengemudi bisa menawarkan tarif sendiri atau bernegosiasi dengan penumpang
- Visibilitas Rute: Pengemudi maupun pemesan bisa memeriksa rute sebelum menerima orderan
- Bebas Memilih: Pengemudi bisa menolak order tanpa penalti, serta jadwal kerja lebih fleksibel
- Keamanan & Dukungan: Pengemudi dan pengguna bisa mendapatkan fitur keamanan, dukungan 24 jam, dan panggilan kebutuhan.
Selain itu, inDrive hanya mengambil biaya aplikasi 10% - 11%. Ia mengklaim biaya ini merupakan yang terendah di Indonesia.
"inDrive memberikan kebebasan bagi mitra pengemudi taksi dan ojek online alias ojol. InDrive memiliki komisi terendah, sehingga 90% dari tarif yang mereka dapatkan diterima langsung dalam bentuk uang tunai,” kata Mark.
“Dengan skema yang lebih transparan dan fleksibel, InDrive berusaha untuk terus memberikan layanan terbaik bagi semua pihak dalam ekosistem ride-hailing,” Mark menambahkan.