Bos Grab Singapura Datang ke Makassar, Dukung Keluarga Mitra Ojol yang Meninggal

Grab
Group CEO sekaligus Co-Founder Grab Anthony Tan terbang langsung dari Singapura ke Kota Makassar untuk mengunjungi keluarga mitra pengemudi ojol Rusdamdiansyah atau Dandi, yang meninggal dunia imbas aksi demonstrasi berujung ricuh pada 29 Agustus.
Penulis: Desy Setyowati
2/9/2025, 07.03 WIB

Group CEO sekaligus Co-Founder Grab Anthony Tan terbang langsung dari Singapura ke Kota Makassar untuk mengunjungi keluarga mitra pengemudi ojol Rusdamdiansyah atau Dandi, yang meninggal dunia imbas aksi demonstrasi berujung ricuh pada 29 Agustus.

CEO Group Grab Anthony Tan didampingi oleh Presiden Komisaris OVO Dyah NK Makhijani, Chief Financial Officer Grab Indonesia Dion Soetadi, Director of East Indonesia Operations Grab Indonesia Halim Wijaya, Chief of Public Affairs Grab Indonesia Tirza Munusamy, dan Country Marketing & Communications Head Grab Indonesia Melinda Savitri.

“Grab ingin memastikan bahwa dalam suka maupun duka, keluarga Almarhum Dandi mereka tidak pernah berjalan sendiri. Dukungan Grab hadir sejak awal melalui santunan dan bantuan logistik agar keluarga merasa dikuatkan di momen ini,” kata Anthony saat mengunjungi keluarga Dandi di Makassar pada Senin (1/9), dikutip dari keterangan pers, Selasa (2/9).

“Dukungan berlanjut lewat jaminan kesehatan yang memastikan keluarga tetap terjaga selama dua tahun ke depan melalui BPJS Kesehatan. Selain itu, agar langkah mereka semakin kokoh untuk waktu yang lebih panjang, Grab juga mendampingi lewat modal usaha bersama GrabKios, sehingga ada pijakan baru untuk melanjutkan harapan,” Anthony Tan menambahkan.

Ia juga menjelaskan Grab memperkenalkan GERCEP alias Grab Respons Cepat, kanal darurat tambahan yang memungkinkan mitra pengemudi taksi online dan ojol melaporkan keadaan genting dan segera mendapatkan pertolongan. Kanal ini aktif mulai hari ini (2/9).

GERCEP dapat diakses melalui hotline darurat 021-2350-7032, laman HelpCenter Bantuan Tanggap Darurat di grb.to/gercep, serta layanan LiveChat dengan agen khusus.

Sebagai penutup, Anthony Tan menyampaikan keprihatinan dan duka cita mendalam atas berpulangnya Almarhum Affan Kurniawan di Jakarta, serta mendoakan keluarga yang ditinggalkan agar diberi kekuatan dan ketabahan.

Bos Grab itu juga mengirimkan doa untuk kesembuhan mitra pengemudi ojol lainnya, Moh Umar Amarudin yang dirawat di RS Pelni Jakarta, Aji Pratama yang masih menjalani perawatan di RSUD Tarakan Jakarta, serta Budi Haryadi di RS Primaya Makassar.

Kronologi Tewasnya Driver Ojol di Makassar

Pengemudi ojol mitra Grab indonesia, Rusdamdiansyah atau kerap dipanggil Dandi meninggal di Rumah Sakit Kementerian Kesehatan CPI pada Sabtu (30/8). Dandi menjadi korban diduga pengeroyokan oleh sejumlah kelompok orang saat aksi demonstrasi yang berlangsung di depan kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) pada Jumat (29/8) malam.

Adik ipar Dandi, Reza menceritakan kegiatan Dandi tidak berjalan seperti biasanya pada 29 Agustus. Dandi tidak mengambil order, karena adanya aksi demonstrasi yang digelar di beberapa titik di kota Makassar. Salah satu titik aksi berada tak jauh dari rumahnya di Jalan Urip Sumoharjo, Kecamatan Panakkukang, Makassar.

Namun, sekitar pukul lima atau enam sore hari, Dandi keluar dari rumah berjalan kaki untuk menemui tante. Ia berjalan melewati titik aksi di depan Kampus UMI.

Menurut informasi yang didapat Reza, Dandi diduga dikeroyok oleh sekelompok orang yang ada di lokasi demo tersebut. Dandi disebut-sebut sebagai intel karena memiliki tubuh yang tinggi. 

“Kami mendengar beritanya dari orang tidak dikenal yang menelpon ke kami lewat handphone almarhum,” kata Reza ketika ditemui di rumah duka, Makassar, Senin (1/9).

Saat itu, Reza sedang bekerja. Ia mendapat kabar bahwa Dandi sudah dalam keadaan tak sadarkan diri di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Kemenkes CPI akibat kecelakaan.

“Info awalnya akibat kecelakaan, tetapi saya tidak percaya. Sebab Dandi hanya berjalan kaki keluar, tidak membawa motor,” ujarnya.

Berdasarkan informasi yang diterima Reza, adik iparnya diteriaki sebagai intel oleh sekelompok orang dalam aksi demonstrasi. Hasil pemeriksaan tubuh Dandi mencatat, ia mengalami pendarahan kuat di otak dengan kondisi tengkorak kepala yang pecah.

Kondisi itu yang membuat Dandi tidak sadarkan diri. Dandi sempat dioperasi karena kondisinya tersebut. Pukul 9.40 WITA keesokan harinya, Dandi dinyatakan meninggal. Namun belum diketahui siapa saja pelaku yang terlibat dalam peristiwa yang membuat tengkorak Dandi pecah. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Karunia Putri