Perusahaan telekomunikasi asal Norwegia, Telenor menegaskan bakal tetap menggandeng Huawei untuk terlibat dalam pembangunan jaringan 5G bersama perusahaan Swedia, Ericson. Rencana mereka tetap berjalan meski perusahaan teknologi asal Tiongkok itu tengah mendapat tekanan dari pemerintah Amerika Serikat.
Tak hanya itu, Huawei juga menghadapi peningkatan pengawasan di Eropa, di tengah-tengah tuduhan AS bahwa perusahaan merupakan ancaman bagi keamanan negara. Namun, Telenor menolak tuduhan tersebut.
Wakil Presiden Komunikasi Telenor Hanne Knudsen mengatakan, perusahaan telah berkolaborasi dengan Huawei selama lebih dari satu dekade pada jaringan 4G. Ke depan, perusahaan asal Tiongkok itu akan terus memainkan peran dalam memodernisasi infrastruktur milik perusahaan.
"Erickson menjadi vendor untuk membangun 5G RAN. Tapi kami juga akan bekerja sama dengan Huawei untuk memelihara jaringan 4G dan juga meningkatkan ke cakupan 5G di area tertentu di Norwegia,” ujar Knudsen seperti dikutip dari Reuters, Minggu (15/12).
(Baca: Damai Dagang AS-Tiongkok Angkat Rupiah ke Level 13 Ribu Per Dolar AS)
RAN atau jaringan akses radio, mengacu pada radio dan antena yang menghubungkan smartphone ke jaringan seluler, serta menyumbang sebagian besar biaya jaringan baru. Knudsen mengatakan, Huawei saat ini telah mengirimkan perangkat keras untuk RAN.
Knudsen mengatakan, anak perusahaan Telenor di Finlandia juga menggunakan Huawei sebagai salah satu vendor untuk 5G RAN.
Sementara itu, Telenor menggunakan perusahaan teknologi Finlandia, Nokia dan perusahaan teknologi Swedia, Ericsson, untuk membangun jaringan intinya.
(Baca: Tahun Depan, Huawei Fokus Kembangkan Sistem Operasi Pengganti Android)
Huawei mengatakan perusahaan menyambut persaingan dalam 5G dan berharap untuk melanjutkan kolaborasinya dengan Telenor.
Meski demikian, Kepala Telenor Norwegia Petter-Boerre Furberg pada Jumat (13/12) mengatakan kepada Reuters bahwa operator tersebut akan secara bertahap menghapuskan penggunaan komponen jaringan Huawei di Norwegia selama periode modernisasi dalam 4 hingga 5 tahun mendatang.