Perusahaan teknologi asal Indonesia WIR Group menjadikan digital reality, mulai dari pengembangan artificial intelligence, augmented reality, dan virtual reality sebagai strategi mengembangkan sektor retail, dan konsumen di Indonesia.
Berdasarkan riset dari International Data Corporation (IDC), anggaran teknologi di sektor retail akan tumbuh sampai 17% per tahun hingga 2021, . IDC juga memperkirakan sektor retail akan memprioritaskan pada transformasi digital untuk mengembangkan bisnisnya.
CEO dan Co-founder WIR Group Michael Budi mengatakan sektor retail menjadi salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat untuk belanja teknologi. Setiap perusahaan berupaya mengembangkan retail-retail di Indonesia dengan strategi digital reality.
(Baca: Tergerus Toko Online, Peretail Modern Mulai Produksi Barang Sendiri)
Menurutnya, teknologi digital reality bersifat inklusif karena bisa diterapkan di beragam sektor seperti fintech, kesehatan, agrikultur, transportasi. “Kami optimistis melihat perkembangan pemanfaatan digital reality ada di beragam sektor, terutama mereka yang ingin bertransformasi,” ungkap Michael pada Jumat (22/11) di acara Disrupto 2019.
WIR kini sudah bekerja sama dengan berbagai industri seperti juga retail, mulai dari Alfamart, Awadah Group, Electronic City, dan Kimia Farma. Perusahaan yang berdiri di 2009 itu kini sudah melayani lebih dari 1.000 proyek di 20 negara.
Untuk mengenalkan pemanfaatan teknologi digital reality pada masyarakat, WIR menggagas acara DISRUPTO. The Future of Humanity menjadi tema pada gelaran DISRUPTO tahun ini.
Executive Chairman dan Co-founder Disrupto, Daniel Surya mengatakan, DISRUPTO mengenalkan perkembangan teknologi dan perannya pada masyarakat luas. “Kami juga ingin menunjukkan bahwa teknologi baru ini tidak serta-merta hanya demi kepentingan perusahaan, melainkan juga bermanfaat bagi umat manusia,” katanya.