Startup Tanda Tangan Digital, PrivyID Dapat Pendanaan dari Telkomsel

Telkomsel
Ilustrasi, TMI-PrivyID. Startup PrivyID dapat pendanaan seri A dari unit usaha Telkomsel, Telkomsel Mitra Inovasi.
Penulis: Desy Setyowati
26/9/2019, 08.57 WIB

Startup penyedia tanda tangan digital, Privy Identitas Digital (PrivyID) mengumumkan perolehan pendanaan perpanjangan Seri A dari Telkomsel Mitra Inovasi (TMI). TMI merupakan anak usaha Telkomsel dan MDI Ventures.

CEO TMI Andi Kristianto menilai, teknologi antarmuka pemrogaman aplikasi alias application programming interface (API)  dan proses kerja yang sistematis (workflow) lewat produk PrivyID menciptakan operasional yang efektif dan efisien bagi pengguna. “Layanan PrivyID kini dalam posisi untuk tumbuh secara signifikan, yang sekaligus mengakselerasi inklusi keuangan,” katanya dikutip dari siaran pers, Rabu (25/9).

Ia optimistis, kolaborasi PrivyID dengan produk, aset dan sumber daya dari Telkomsel akan menghadirkan banyak pengembangan inovasi menarik di bidang ini dalam beberapa tahun ke depan. Untuk itu, TIM berinvestasi di PrivyID.

CEO PrivyID Marshall Pribadi menyebutkan, layanannya sudah digunakan lebih dari 4,5 juta orang. Selain itu, lebih dari 205 institusi menggunakan produk PrivyID. Di antaranya Telkom Group, BRI, Mandiri, Investree, BCA Finance dan Adira Finance.

“Sejak awal berkembangnya PrivyID, Telkom Group telah memegang peranan yang sangat penting. Selain mendapatkan fondasi pengetahuan yang esensial, kami juga memperoleh jejaring koneksi yang sangat dibutuhkan untuk mendapatkan pijakan di industri,” kata dia.

(Baca: Fintech Pakai Tanda Tangan Digital, PrivyID Target Gaet 500 Perusahaan)

Ia optimistis, kerja sama dengan Telkomsel akan membantu perusahaan meningkatkan inklusi keuangan di Tanah Air. “Juga, bisa membuka kunci potensi ekonomi digital di Indonesia,” katanya.

PrivyID berdiri pada 2016 dan sudah mendapat sertifikasi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika. Karena itu, PrivyID secara resmi bisa menerima pendaftaran, memverifikasi, menerbitkan sertifikat elektronik dan tanda tangan elektronik untuk publik.

Startup ini juga telah memfasilitasi beberapa lembaga keuangan untuk proses akuisisi konsumen berbasis digital. PrivyID menggunakan berbagai jenis teknologi, seperti pengecekan dokumen berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), pendeteksi karakter kehidupan (livenes detection), pengenalan wajah (facial recognition), infrastruktur enkripsi dan jalur otentifikasi terintegrasi (smart authentication gateway).

Marshall optimistis jumlah mitra bisa tumbuh 143% menjadi 500 pada tahun depan. “Tahun depan, kami juga target 15 juta dokumen yang ditandatangani (pakai layanan PrivyID),” kata dia di Jakarta, beberapa waktu lalu (18/9).

Ia memastikan bahwa perusahaannya berfokus pada keamanan layanan. “Ada user centric digital ID, PrivyID juga ikut melindungi data pribadi masyarakat. Dengan PrivyID, masyarakat mampu meminimalikan jumlah pihak yang membaca data pribadi kita secara bebas,” ujar dia.

(Baca: PrivyID, Startup Lokal yang Siap 'Ekspor' Tanda Tangan Digital)